Risiko nekrosis, amputasi kaki
Dokter di Rumah Sakit Umum Tra Vinh telah berhasil mengoperasi pasien pria berusia 65 tahun, membantunya terhindar dari risiko kehilangan kakinya akibat oklusi arteri poplitea akut.
Sebelumnya, pasien dirawat di rumah sakit dengan kaki kiri yang tiba-tiba berwarna ungu, nyeri, dingin, dan mati rasa, serta keterbatasan gerak pada tungkai bawah dan kaki. Setelah pemeriksaan, dokter mendiagnosisnya dengan oklusi arteri poplitea akut, yang memerlukan operasi darurat untuk mencegah nekrosis ekstremitas. Pemindaian CT pembuluh darah menunjukkan bahwa arteri poplitea tersumbat total.
Pasien dibawa ke ruang operasi, dan operasi berlangsung lebih dari 6 jam. Dokter memulihkan aliran darah dengan bypass vaskular sepanjang 6 cm.
Setelah 4 minggu, luka operasi sembuh total, kaki kiri terpelihara, dan fungsi motorik hampir pulih sepenuhnya. Pasien terus menerima pengobatan antiplatelet dan antiaterosklerosis untuk mencegah terulangnya oklusi arteri.
Deteksi dini untuk menghindari komplikasi
Oklusi arteri pada tungkai bawah adalah kondisi penyempitan atau penyumbatan arteri yang memasok darah ke tungkai akibat aterosklerosis atau peradangan endotelium, yang menyebabkan penurunan aliran darah ke tungkai. Ketika arteri tersumbat, tungkai kekurangan oksigen dan nutrisi, yang dapat menyebabkan gangren.
Orang-orang yang berisiko tinggi meliputi: perokok, penderita diabetes, penderita tekanan darah tinggi, dislipidemia, gaya hidup kurang gerak, obesitas...
Penyakit pembuluh darah dapat memengaruhi banyak organ lain. Ketika arteri di kaki tersumbat, arteri di ginjal, arteri koroner yang memberi makan jantung, atau arteri karotis yang memberi makan otak juga dapat rusak. Oleh karena itu, pemantauan dan pengobatan dini sangat penting.
Orang-orang dalam kelompok berisiko tinggi perlu memperhatikan tanda-tanda seperti: klaudikasio (nyeri betis saat berjalan), nyeri terus-menerus pada kaki atau jari kaki bahkan saat beristirahat, insomnia akibat nyeri, dan kelelahan. Jika gejala-gejala ini muncul, Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter. Ultrasonografi vaskular membantu menentukan lokasi, tingkat stenosis-oklusi, dan menilai kondisi iskemia tungkai untuk memberikan perawatan yang tepat.

Oklusi arteri tungkai bawah merupakan kondisi penyempitan atau penyumbatan arteri yang memasok darah ke tungkai akibat aterosklerosis atau endokarditis.
Saran dokter
Untuk mencegah penyumbatan arteri, Anda harus:
- Makan sehat: perbanyak sayuran hijau, buah-buahan, biji-bijian, ikan berlemak; batasi lemak jenuh, lemak trans, kolesterol, garam dan gula.
- Berolahragalah secara teratur: minimal 5 sesi/minggu, setiap sesi sekitar 30 menit dengan intensitas yang sesuai.
- Pertahankan berat badan yang sehat
- Berhenti merokok.
- Pengendalian yang baik terhadap penyakit diabetes, hipertensi, dislipidemia dan penyakit kronis lainnya.
- Pemeriksaan kesehatan rutin.
Gejala penyakit pembuluh darah kronis pada ekstremitas bawah
Penyakit pembuluh darah kronis pada ekstremitas bawah seringkali asimtomatik pada tahap awal. Seiring perkembangan penyakit, gejala yang paling umum adalah klaudikasio intermiten pada betis.
Rasa sakit muncul atau bertambah parah saat berjalan atau bergerak, berkurang saat istirahat, dan berlangsung selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Rasa sakit juga dapat muncul di paha, bokong, atau kaki, yang secara signifikan memengaruhi aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup.
Selain rasa sakit, pasien mungkin mengalami:
- Kaki mati rasa
- Parestesia
- Perubahan warna kulit
- Kaki yang sakit terasa lebih dingin daripada kaki lainnya.
Pada tahap lanjut, nyeri tetap terasa bahkan saat beristirahat atau berbaring. Ulkus dan gangren pada akhirnya dapat berkembang di jari kaki, telapak kaki, atau tungkai bawah. Jika tidak segera dideteksi dan diobati, pasien berisiko mengalami infeksi serius dan amputasi.
Sumber: https://suckhoedoisong.vn/dung-chu-quan-voi-dau-nhuc-chan-canh-giac-nguy-co-tac-dong-mach-16925120107102049.htm






Komentar (0)