Secara spesifik, harga tembaga di London Metal Exchange (LME) naik menjadi 9.145,88 USD/ton, setara dengan kenaikan 2,65% dibandingkan sesi sebelumnya. Ini merupakan rebound yang signifikan, terutama setelah harga tembaga sempat jatuh ke level terendah dalam beberapa bulan terakhir, hanya 8.105 USD/ton di awal pekan.
Alasan utama penurunan tajam harga tembaga sebelumnya adalah meningkatnya perang tarif antara dua ekonomi terbesar dunia. Pemerintah Tiongkok menaikkan tarif impor menjadi 125% untuk barang-barang dari AS, sebagai tanggapan atas langkah pemerintahan Trump yang menaikkan tarif menjadi 145% untuk barang-barang Tiongkok.
Perkembangan ini membuat investor khawatir tentang risiko resesi ekonomi global, yang secara langsung memengaruhi permintaan tembaga dalam industri seperti konstruksi, energi, dan manufaktur elektronik.
Namun, pasar dengan cepat merespons positif berkat tanda-tanda pemulihan dari sisi permintaan. Grup pertambangan tembaga terbesar di dunia , Codelco, menyatakan bahwa permintaan tembaga dari Tiongkok pada kuartal ini berada pada level yang tinggi, menjadi penopang penting yang mendorong kenaikan harga kembali.
Sementara itu, harga premium tembaga impor di Pelabuhan Yangshan (Tiongkok) tetap di angka $87/ton, level tertinggi dalam lebih dari setahun. Hal ini menunjukkan bahwa Tiongkok masih aktif mengimpor tembaga meskipun pasar sedang tidak stabil.
Faktor pendukung lainnya adalah persediaan tembaga di gudang-gudang Bursa Berjangka Shanghai turun hingga 19% minggu lalu. Penurunan persediaan yang cepat mencerminkan pemulihan konsumsi, terutama karena para pelaku bisnis meningkatkan pembelian dan penimbunan ketika harga turun.
Tak hanya itu, pasar berjangka juga mencatat fluktuasi positif. Selisih antara harga spot dan harga kontrak tiga bulan di LME telah bergeser dari diskon 63 USD/ton menjadi premium 50 USD/ton. Perubahan ini menunjukkan bahwa investor memperkirakan harga tembaga akan terus naik di masa mendatang, setidaknya dalam jangka pendek.
Seiring dengan pemulihan harga tembaga, sejumlah logam industri lainnya di LME juga mencatat kenaikan harga. Aluminium naik 1,4% menjadi 2.404 USD/ton, seng naik 1% menjadi 2.667 USD/ton, timbal naik 0,8% menjadi 1.907 USD/ton, timah naik tajam 2,4% menjadi 31.400 USD/ton, dan nikel naik 2,8% menjadi 15.210 USD/ton.
Sentimen pasar berangsur-angsur membaik setelah beberapa hari berfluktuasi tajam akibat kebijakan tarif. Namun, para analis tetap berhati-hati karena risiko dari ketidakstabilan perdagangan dan faktor-faktor makroekonomi masih ada.
Namun, dengan faktor penawaran dan permintaan yang menunjukkan tanda-tanda perbaikan, harga tembaga dan logam industri lainnya diperkirakan akan terus mempertahankan momentum pemulihannya di waktu mendatang.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquangnam.vn/gia-kim-loai-dong-hom-nay-14-4-2025-tang-manh-tro-lai-3152721.html






Komentar (0)