Harga babi utara
Wilayah Utara mengalami penurunan harga sekitar 1 VND/kg di Hanoi , sehingga harganya turun menjadi 53.000 VND/kg. Sebagian besar provinsi lainnya tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan 15 Oktober, sehingga harga rata-rata di seluruh wilayah tetap sekitar 52.900 VND/kg. Perkembangan ini menunjukkan bahwa pasar tetap stabil meskipun belum ada tanda-tanda peningkatan permintaan yang jelas.
Ilustrasi foto. Foto: Internet
Harga babi di Central Highlands
Di wilayah Tengah, pasar babi hidup tetap stabil, dengan harga berkisar antara 50.000 hingga 52.000 VND/kg. Keseimbangan antara pasokan dan permintaan domestik dianggap sebagai faktor yang membantu menjaga stabilitas wilayah tersebut, meskipun biaya pakan tetap tinggi dan secara signifikan memengaruhi keuntungan peternak.
Harga babi selatan
Di wilayah Selatan, beberapa daerah seperti Dong Thap dan An Giang mencatat sedikit penurunan, dengan harga tetap berada di kisaran VND51.000-52.000/kg. Rata-rata, harga di seluruh wilayah turun sedikit menjadi VND52.600/kg, mencerminkan sikap hati-hati para pedagang selama periode perdagangan yang sepi.
Tren harga saat ini menunjukkan bahwa pasar babi hidup masih berfluktuasi dalam kisaran yang sempit, tanpa tanda-tanda perubahan yang signifikan. Namun, industri peternakan menghadapi risiko penyakit dan masalah keamanan pangan, yang dianggap sebagai tantangan utama saat ini.
Menurut surat kabar Pertanian dan Lingkungan Hidup, Khanh Hoa secara giat melaksanakan putaran kedua vaksinasi dan secara ketat menerapkan langkah-langkah keamanan hayati yang terperinci dan sinkron untuk mencegah risiko wabah penyakit.
Situasi demam babi Afrika dan flu burung di Provinsi Khanh Hoa rumit dan sulit dikendalikan. Sebuah laporan dari Departemen Pertanian dan Lingkungan Hidup Provinsi Khanh Hoa menyatakan bahwa dari tanggal 1 hingga 12 Oktober, demam babi Afrika terjadi di 101 rumah tangga di 38 desa, di 15 komune dan kelurahan, yang mengakibatkan pemusnahan 1.895 babi dengan berat total lebih dari 102 ton.
Secara paralel, 10 rumah tangga di 4 komune dan distrik juga terjangkit flu burung, dan terpaksa memusnahkan 1.203 unggas. Perubahan cuaca dalam beberapa waktu mendatang diperkirakan akan menciptakan kondisi yang mendukung perkembangan penyakit ini, sehingga meningkatkan risiko wabah dan penyebaran penyakit.
Di samping itu, adanya strain virus berbahaya seperti flu burung A/H5 (H5N1, H5N6...) dan demam babi Afrika, ditambah lagi banyaknya peternak yang belum mematuhi secara ketat peraturan higiene veteriner, khususnya dalam hal pembuangan bangkai hewan dan pembuangan limbah yang belum diolah ke lingkungan, semakin meningkatkan risiko penularan penyakit.
Menghadapi situasi yang pelik ini, Kementerian Pertanian dan Lingkungan Hidup telah menginstruksikan kepada daerah untuk mengerahkan segenap sumber daya, tidak boleh lalai dan bersikap subjektif, agar dapat segera mendeteksi dan dengan tegas memusnahkan babi dan unggas yang sakit atau yang diduga sakit, serta menanggulangi wabah secara tuntas.
Solusi utamanya adalah memperkuat vaksinasi untuk semua ternak. Komune dan kelurahan perlu segera menyelesaikan peninjauan dan menyelesaikan fase kedua vaksinasi pada tahun 2025 sesuai jadwal. Untuk influenza burung, perhatian khusus harus diberikan pada statistik dan vaksinasi untuk kawanan unggas, memastikan tingkat cakupan lebih dari 80% dari total kawanan yang berisiko, dan vaksinasi tambahan tepat waktu untuk kawanan yang baru muncul.
Source: https://doanhnghiepvn.vn/kinh-te/gia-heo-hoi-ngay-16-10-2025-nhieu-dia-phuong-tiep-da-giam-nhe/20251016093328377
Komentar (0)