Vietnam.vn - Nền tảng quảng bá Việt Nam

Meningkatnya risiko tabrakan di luar angkasa

Báo Sài Gòn Giải phóngBáo Sài Gòn Giải phóng22/07/2023

[iklan_1]

SGGP

Menurut data dari perusahaan Jerman Statista, sebelum perusahaan AS SpaceX lahir pada tahun 2019, hanya terdapat 2.300 satelit di orbit Bumi. Hingga saat ini, jumlah tersebut telah mencapai 10.500 satelit, dengan 8.100 di antaranya masih aktif. Jaringan telekomunikasi Starlink milik SpaceX sendiri saat ini memiliki sekitar 4.700 satelit di orbit.

Satelit untuk jaringan Starlink SpaceX
Satelit untuk jaringan Starlink SpaceX

Dalam laporan yang disampaikan kepada Komisi Komunikasi Federal AS pada akhir Juni, perusahaan milik miliarder Elon Musk tersebut menyatakan telah melakukan lebih dari 50.000 operasi penghindaran tabrakan sejak peluncuran jaringan Starlink pada tahun 2019, dengan lebih dari separuhnya dilakukan dalam periode 6 bulan (1 Desember 2022 hingga 1 Mei 2023). Hal ini menunjukkan risiko tabrakan antar satelit meningkat drastis, dengan rata-rata hampir 140 risiko tabrakan per hari. Menurut Profesor Dirgantara Hugh Lewis dari Universitas Southampton (Inggris), jumlah operasi penghindaran tabrakan telah meningkat 10 kali lipat hanya dalam 2 tahun. Angka ini diprediksi akan mencapai 50.000 dalam 6 bulan ke depan, dan 100.000 dalam 6 bulan ke depan.

Sementara itu, jumlah satelit yang diluncurkan ke luar angkasa terus meningkat. SpaceX berencana meluncurkan hingga 12.000 satelit untuk Starlink generasi pertama. Starlink generasi kedua dapat memiliki hingga 30.000 satelit. Amazon dengan proyek Kuiper-nya atau Tiongkok dengan proyek GW-nya berencana untuk meluncurkan banyak satelit ke orbit. Menurut perkiraan para ahli kedirgantaraan, pada akhir dekade ini, jumlah objek luar angkasa yang mengorbit Bumi dapat mencapai 100.000.

SpaceX memiliki sistem alarm tabrakan yang secara otomatis memerintahkan satelit untuk mengambil tindakan pencegahan ketika probabilitas menabrak objek lain di jalurnya melebihi ambang batas 1 banding 100.000. Ambang batas ini dianggap lebih ketat daripada ambang batas 1 banding 10.000 yang digunakan oleh perusahaan antariksa lainnya. Namun, perhitungan dalam sistem alarm ini tidak sepenuhnya akurat karena pengaruh perubahan cuaca antariksa, seperti badai elektromagnetik, yang dapat mendistorsi perhitungan. Selain itu, semakin banyak objek di orbit, semakin tinggi risiko tabrakan.

Selain satelit, saat ini terdapat banyak serpihan puing di luar angkasa dengan berbagai ukuran dan jumlahnya terus bertambah dengan cepat, sehingga semakin sulit untuk memastikan keamanan satelit. Menurut Profesor Lewis, jika tidak ada langkah-langkah manajemen yang lebih baik, situasi ini akan menjadi tidak terkendali. Menurut Badan Antariksa Eropa, saat ini terdapat 36.000 serpihan puing berukuran lebih dari 10 cm dan satu juta serpihan kecil (lebih besar dari 1 cm) yang terbang dengan kecepatan 28.000 km/jam mengelilingi Bumi. Pada kecepatan yang mengerikan tersebut, tabrakan apa pun, bahkan dengan serpihan terkecil sekalipun, dapat menyebabkan kerusakan serius.

Menghadapi prospek ini, banyak teknologi telah dikembangkan untuk memantau jalur penerbangan satelit dan puing-puing, menggunakan radar, optik, atau elektromagnetik. Misalnya, perusahaan Amerika LeoLabs telah membangun banyak stasiun radar yang dapat mendeteksi objek sekecil 2 cm di orbit rendah. Dengan teknologi ini, mereka dapat memprediksi risiko tabrakan 7 hari sebelumnya dan dengan demikian dapat melakukan operasi untuk mencegah kecelakaan.


[iklan_2]
Sumber

Komentar (0)

No data
No data

Dalam topik yang sama

Dalam kategori yang sama

Film Vietnam dan Perjalanan Menuju Oscar
Anak muda pergi ke Barat Laut untuk melihat musim padi terindah tahun ini
Di musim 'berburu' rumput alang-alang di Binh Lieu
Di tengah hutan bakau Can Gio

Dari penulis yang sama

Warisan

Angka

Bisnis

Video penampilan kostum nasional Yen Nhi mendapat jumlah penonton terbanyak di Miss Grand International

Peristiwa terkini

Sistem Politik

Lokal

Produk