USD yang lemah dan situasi makro yang tidak menentu diperkirakan akan terus mendorong harga emas naik minggu depan.
Minggu ini, harga emas dunia telah beberapa kali melampaui batas $2.000 per ons. Pada akhir sesi perdagangan 24 November, harga per ons mencapai $2.002.
Harga naik lebih dari 1% selama seminggu, menandai kenaikan minggu kedua berturut-turut, karena dolar melemah saat investor bertaruh Federal Reserve telah menyelesaikan kenaikan suku bunganya.
Survei Kitco News terbaru terhadap para analis, bankir, dan pedagang emas menunjukkan bahwa sentimen bullish dapat berlanjut hingga minggu depan. Lima puluh empat persen responden memperkirakan harga akan naik, 15% memperkirakan harga akan turun, dan 31% memperkirakan harga akan bergerak sideways.
Mark Leibovit, pemimpin redaksi VR Metals/Resource Letter, memprediksi harga emas dapat terus naik minggu depan seiring melemahnya dolar. Ia juga yakin logam mulia ini bahkan dapat mencapai titik tertinggi barunya di tahun 2024.
Harga emas dunia melampaui angka $2.000 beberapa kali minggu lalu.
Sean Lusk, direktur hedge fund di Walsh Trading, menilai pasar terlalu optimistis terhadap pemangkasan suku bunga The Fed. Namun, ia tetap memprediksi harga logam mulia akan terus menguat. "Akan ada gelombang pembelian aset safe haven. Saya rasa emas sedang mendapatkan momentum. Ada banyak ketidakpastian saat ini. Itulah sebabnya harganya naik," jelasnya.
Secara teknis, Lusk melihat resistensi di kisaran $2.060. "Jika kita bertahan di atas rata-rata pergerakan 200 hari, yaitu $1.920, kita bisa melihat pasar memasuki kisaran $2.075-$2.160," ujarnya.
Sementara itu, Frank McGhee, direktur perdagangan logam mulia di Alliance Financial, mengatakan emas sedang overbought dan pasar salah membaca beberapa faktor kunci. "Saya pikir volumenya terlalu tipis, yang mendistorsi pasar. Reli saat ini kemungkinan besar tidak akan bertahan lama. Saya tidak akan terkejut jika harga turun $40-50 ketika ketegangan geopolitik mulai mereda," ujarnya.
Adrian Day, ketua Adrian Day Asset Management, mempertahankan pandangannya dari pekan lalu bahwa pasar saat ini sedang fluktuatif. "Saya masih berpikir bijaksana untuk tetap berhati-hati karena harga emas melewati $2.000. Kita masih akan menghadapi satu pertemuan The Fed lagi tahun ini," ujarnya.
Minggu depan, AS akan menerima laporan harga konsumen, manufaktur, dan perumahan. Semua angka ini kemungkinan akan memengaruhi keputusan The Fed.
Menurut CME FedWatch Tool, pasar saat ini memprediksi The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan minggu depan. Sementara itu, peluang penurunan suku bunga mulai pertengahan tahun depan adalah 64%.
Ha Thu (menurut Kitco, Reuters)
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)