Menteri Perhubungan Indonesia Budi Karya Sumadi mengumumkan bahwa ia telah menyetujui rencana jangka pendek untuk mengoperasikan bus antar-jemput untuk mengangkut wisatawan dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, provinsi Bali ke pusat operasi setempat untuk mengurangi kemacetan lalu lintas, melayani kebutuhan pariwisata selama Tahun Baru 2024.
| Turis asing di Bali. (Sumber: Asia Times) |
Bapak Budi mengatakan, 31 bus besar telah disiapkan di area bandara untuk melayani wisatawan dan warga sejak 2 Januari. Bus-bus tersebut beroperasi dari bandara internasional Bali menuju destinasi wisata populer di kawasan Nusa Dua, Kuta, Legian, dan Canggu.
Menurut Bapak Budi, kebijakan pengoperasian bus sementara selama Tahun Baru akan mengatasi kemacetan lalu lintas di sepanjang rute dari bandara menuju objek wisata dan hotel. Rencana ini diterapkan setelah meninjau peningkatan tekanan transportasi di hari-hari terakhir tahun 2023 akibat meningkatnya permintaan perjalanan, yang menyulitkan masyarakat dan wisatawan mancanegara untuk keluar dari bandara.
Menurut Bapak Budi, selain rencana jangka pendek, Pemerintah Indonesia juga tengah menyiapkan rencana jangka menengah dan jangka panjang untuk meningkatkan kemampuan pengoperasian dan pengaturan lalu lintas di sekitar kawasan bandara internasional Bali, seperti menghitung pembangunan jembatan tambahan dan rute baru, termasuk pengembangan sistem kereta api ringan (LRT) di Bali.
Sementara itu, Kapolda Bali Ida Bagus Kd Putra Narendra mengatakan akan mengerahkan aparat guna mendukung kelancaran operasional bus antar-jemput tersebut sesuai rencana.
Jika perlu, polisi dapat diatur untuk mengawal bus yang bergerak cepat melalui area keamanan bandara untuk mengurangi tekanan lalu lintas dan dampak pada aktivitas wisatawan.
Seiring dengan pulihnya pariwisata, Bali akhir-akhir ini menghadapi situasi di mana banyak wisatawan mancanegara yang tidak menaati hukum, melanggar adat istiadat setempat dan kesucian agama seperti: melanggar peraturan lalu lintas, melebihi batas visa, berpakaian tidak senonoh, melanggar tempat suci...
Beberapa wisatawan yang melakukan pelanggaran berat telah diusir dari Bali. Pemerintah Bali telah membentuk satuan tugas untuk memperbaiki "tata kelola pariwisata" dan menyatakan bahwa mereka tidak bertujuan untuk pariwisata massal. Pemerintah Bali juga baru saja menerbitkan Kode Etik baru dengan 12 kewajiban dan 8 pembatasan bagi wisatawan internasional, termasuk rencana untuk melarang wisatawan mengakses 22 gunung utama di Bali, termasuk gunung berapi yang terkenal, Gunung Batur.
(menurut VNA)
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)