Di sebuah rumah kecil yang dipenuhi aroma daun-daun layu, Tuan Le Van Tuy, 56 tahun, duduk di samping bingkai topi, tangannya melipat daun-daun dan menjahit pinggirannya secara berirama seolah-olah refleks alami. Dengan tangannya yang bergerak begitu cepat di atas lapisan-lapisan daun putih, saya mengerti mengapa pria ini menghabiskan hidupnya menenun jiwa pedesaan pada setiap pinggiran topinya.

"Lahir dalam keluarga dengan 4 generasi pembuat topi, sejak usia 5 tahun, saya terbiasa duduk di samping ibu saya untuk membantu memetik daun dan merapikan pinggiran topi. Di usia 12 tahun, saya menguasai setiap tusuk dan benang, dan kemudian kecintaan saya pada topi tumbuh bersama saya, menjadi hasrat yang tak berujung," ujar pengrajin Le Van Tuy.

Pengrajin Le Van Tuy menjahit topi berbentuk kerucut.

Menurut perajin Le Van Tuy, untuk membuat topi desa Chuong yang indah, perajin harus melalui banyak tahapan rumit. Daun-daun dipilih dengan cermat, ditumbuk dengan pasir, dijemur hingga berubah warna menjadi putih keperakan, lalu diratakan agar lembut dan halus tanpa sobek. Cincin topi terbuat dari rusuk bambu yang diraut, disambung dengan terampil hingga membentuk lingkaran. Setelah bingkai selesai, perajin menyusun daun-daun pada cetakan, memasukkan selapis spathe bambu, menutupinya dengan selapis daun lagi, dan menjahitnya. "Menjahit adalah tahapan yang paling sulit; jika ceroboh, jarum dapat merobek daun dan merusak topi," ujar Pak Tuy.

Tahun 1999 menandai titik balik yang penting ketika Tuan Tuy menerima pesanan topi berdiameter 1 m, yang mengharuskan daun-daunnya tidak berjahit, tidak disambung. "Saya merancang sendiri bingkai barunya, memilih setiap daun yang panjang, putih, tipis, dan fleksibel. Topi itu terlalu besar, sehingga saya dan istri harus duduk dan menjahit selama berhari-hari untuk menyelesaikannya," kenang Tuan Tuy. Keberhasilan topi istimewa itu tidak hanya membuat namanya dikenal banyak orang, tetapi juga membuka arah baru: Dari sekadar tekun melestarikan profesi yang diwariskan leluhurnya, ia mulai menciptakan desain-desain bernuansa kontemporer sambil tetap melestarikan jiwa topi desa Chuong.

Upaya gigih tersebut membantu Bapak Tuy meraih gelar pengrajin dari Asosiasi Desa Kerajinan Vietnam pada tahun 2016; dan diakui sebagai Pengrajin Hanoi oleh Ketua Komite Rakyat Hanoi pada tahun 2019. Pada tahun 2021, beliau mendirikan fasilitas produksi topi kerucut yang menyandang namanya, menghadirkan produk-produk kreatif kepada pelanggan domestik dan mengekspornya ke luar negeri. Topi kerucutnya mendapatkan sertifikat OCOP bintang 4 pada tahun 2022.

Setelah lebih dari setengah abad berkecimpung dalam profesi ini, pengrajin Le Van Tuy telah menyaksikan banyak perubahan dalam kehidupan Desa Chuong. Kegembiraan menenun daun dan membengkokkan pinggiran kain setiap hari masih terasa, tetapi di matanya ia tak dapat menyembunyikan kekhawatirannya tentang masa depan profesi tradisional ini. Saat ini, jumlah anak muda yang mempelajari profesi ini semakin berkurang, sementara para pekerja terampil semakin menua. Oleh karena itu, kisah tentang pelestarian profesi ini menjadi semakin mendesak.

Prihatin dengan situasi ini, Pak Tuy mencurahkan segenap hatinya untuk mewariskan kerajinan tersebut. Beliau membuka kelas pelatihan kejuruan bagi mereka yang ingin mempelajari kerajinan tersebut, dan aktif mengajar di sekolah-sekolah. Setiap kali mendapat undangan dari sekolah, beliau dengan antusias mempersiapkan materi terlebih dahulu. Beliau senang dapat mendekatkan nafas desa kerajinan kepada generasi muda.

Ibu Nguyen Thi Tam, seorang petugas Departemen Kebudayaan dan Masyarakat (Komite Rakyat Komune Thanh Oai), mengatakan: "Perajin Le Van Tuy tidak hanya piawai dalam pekerjaannya, tetapi juga bersemangat mengajarkan langkah-langkah pembuatan topi desa Chuong. Ia juga aktif menyempurnakan desain, memadukan dekorasi modern, membuka kelas untuk memandu pengalaman dan mempromosikan desa kerajinan, menciptakan lapangan kerja tetap bagi perempuan dan lansia, serta berkontribusi dalam menghormati nilai-nilai budaya tanah airnya."

    Sumber: https://www.qdnd.vn/van-hoa/doi-song/ha-noi-hao-hoa-thanh-lich-nguoi-det-hon-que-len-vanh-non-la-912791