Mantan Ketua Dewan Direksi Masaru Onishi dan Hideki Oshima, Direktur Hubungan Internasional Japan Airlines, diperkirakan akan bergabung dengan Bamboo Airways.
Informasi ini baru saja diumumkan oleh Chairman Bamboo Airways, Nguyen Ngoc Trong, dalam konteks restrukturisasi maskapai yang kuat setelah divestasi FLC. Maskapai ini berencana untuk bergabung dengan aliansi penerbangan dan mempertimbangkan opsi kerja sama serta usaha patungan dengan maskapai internasional terkemuka untuk meningkatkan daya saing.
Menurut Bapak Trong, Bamboo Airways kemungkinan akan mengalami perubahan drastis pada posisi senior di Dewan Direksi dan Dewan Eksekutif. Dalam waktu dekat, Bapak Hideki Oshima, mantan Direktur Hubungan Internasional dan Aliansi Maskapai Japan Airlines, akan bergabung dengan Dewan Direksi Bamboo Airways dan Dewan Eksekutif. Bapak Masaru Onishi, mantan Presiden Japan Airlines, akan menjabat sebagai Penasihat Senior Dewan Direksi Bamboo Airways.
Japan Airlines adalah maskapai penerbangan terbesar kedua di Jepang. Pada akhir 2019, Japan Airlines juga mengusulkan kerja sama yang lebih luas dengan Bamboo Airways dalam pertemuan antara para pemimpin kedua maskapai di Hanoi .
Saat ini, Dewan Direksi Bamboo Airways memiliki 5 anggota, termasuk Ketua Nguyen Ngoc Trong, dua wakil ketua Doan Huu Doan dan Le Ba Nguyen, dan dua anggota Le Thai Sam dan Nguyen Manh Quan.
Pada rapat umum pemegang saham pekan lalu, rapat umum pemegang saham Bamboo Airways menyetujui penerbitan 1,15 miliar saham baru, sehingga meningkatkan modal dasar perusahaan menjadi VND30.000 miliar. Saat ini, modal dasar maskapai mencapai VND18.500 miliar. Modal baru ini akan membantu Bamboo Airways mengurangi utang lamanya, terus mempercepat dan memperkuat rencananya untuk menambah jumlah armada pesawat, memperluas jaringan penerbangan internasional, dan meningkatkan kualitas layanan.
Sementara itu, FLC juga mengalihkan seluruh 21,7% sahamnya di maskapai ini. Bapak Trong berkomentar bahwa divestasi FLC membantu struktur Bamboo Airways menjadi lebih fokus dan operasionalnya menjadi independen.
"Banyak rencana kunci maskapai yang terhenti akibat krisis akan dimulai kembali dan dipromosikan secara aktif," ujar Chairman Bamboo Airways. Ia menegaskan bahwa Bamboo Airways sedang serius berinvestasi dalam fase pengembangan baru untuk bergerak cepat dan menjadi maskapai penerbangan bermerek di Asia.
Maskapai ini masih berambisi menambah armadanya menjadi 100 pesawat pada periode 2028-2030. Terkait model pengembangan, untuk melengkapi kegiatan transportasi inti, Bamboo Airways tengah membangun ekosistem pendukung seperti layanan darat, infrastruktur teknis, penyediaan makanan, dan transportasi barang.
Tuan Tu
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)