Kelompok Tujuh (G7) dan Uni Eropa (UE) secara aktif mempromosikan hubungan dengan negara-negara Asia Tengah.
Negara-negara G7 dan Uni Eropa menyatakan keinginan mereka untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Asia Tengah. (Sumber: Reuters) |
Menurut Neue Zürcher Zeitung, dalam Konferensi Menteri Luar Negeri G7 baru-baru ini, negara-negara anggota organisasi ini, bersama dengan UE, untuk pertama kalinya mengundang lima negara Asia Tengah (Kazakhstan, Uzbekistan, Turkmenistan, Tajikistan, dan Kirgistan) untuk hadir.
Rajorshi Roy, pakar Asia Tengah di Institut Manohar Parrikar untuk Studi dan Analisis Pertahanan di India, mengatakan saat ini ada sembilan kekuatan yang bersaing untuk mendapatkan pengaruh di kawasan tersebut, termasuk tidak hanya Rusia dan China, tetapi juga Iran, Türkiye, Amerika Serikat, Jerman, Prancis, dan Jepang.
Di antara faktor-faktor yang meningkatkan nilai geopolitik kawasan Asia Tengah adalah bahan mentah seperti minyak, uranium, dan emas.
Selain itu, kawasan ini merupakan gerbang penting yang menghubungkan Eropa dan Tiongkok. Dalam situasi ini, negara-negara Asia Tengah ingin meningkatkan otonomi strategis mereka dan mengurangi ketergantungan pada Rusia dan Tiongkok.
Menurut Bapak Roy, penguatan otonomi strategis diperlukan, terutama dalam konteks Rusia memiliki hubungan ekonomi dan pertahanan yang mendalam dengan banyak negara Asia Tengah, sementara Tiongkok memiliki pengaruh berkat pinjaman yang tinggi untuk proyek infrastruktur.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)