|
Perdana Menteri Pham Minh Chinh dan delegasi Vietnam sedang dalam perjalanan kerja ke Malaysia untuk menghadiri KTT ASEAN ke-47 dan KTT terkait. (Sumber: VGP) |
Cendekiawan Enzo percaya bahwa sejak bergabung pada tahun 1995, Vietnam telah membantu Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) berkembang secara ideologis dan memperluas inklusivitas.
Menurut Bapak Enzo, selama 30 tahun terakhir, Vietnam telah berkontribusi aktif dalam memelihara dan memperkuat nilai-nilai inti dan prinsip-prinsip ASEAN. Dengan posisi strategis dan keunggulannya yang luar biasa di bidang ekonomi , sumber daya manusia, perdagangan maritim, dan pertahanan, Vietnam memanfaatkan keunggulan ini untuk memperkuat posisi global ASEAN.
Ia menegaskan bahwa Vietnam memainkan peran yang sangat diperlukan dalam melaksanakan inisiatif konektivitas regional, terutama di bidang energi dan perdagangan.
Secara khusus, dalam hal ketahanan energi, Vietnam merupakan salah satu negara terpenting dan tak tergantikan bagi keberhasilan Rencana Jaringan Listrik ASEAN (APG). APG dirancang untuk menghubungkan sistem kelistrikan di 10 negara anggota ASEAN guna meningkatkan ketahanan energi, mendukung integrasi energi terbarukan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Mengenai komitmennya terhadap pembangunan infrastruktur, prioritas Vietnam dalam membangun infrastruktur yang diperlukan untuk APG menunjukkan tekadnya untuk berkontribusi pada keberhasilan inisiatif tersebut, dengan demikian memperkuat peran sentral ASEAN dengan mengurangi ketergantungan blok tersebut pada sumber energi eksternal.
Dalam hal perdagangan, posisi geografis Vietnam yang strategis memungkinkannya memainkan peran penting dalam menghubungkan Tiongkok dengan seluruh Asia Tenggara.
Selain itu, jaminan Vietnam atas konektivitas jalan dengan China, yang ditunjukkan melalui perjanjian kereta api berkecepatan tinggi yang menghubungkan Kunming (China) dengan Vietnam, menunjukkan pentingnya Vietnam dalam mempromosikan perdagangan bervolume besar dan sirkulasi barang di kawasan tersebut.
Peran Vietnam ini semakin penting bagi keberadaan dan integrasi ekonomi kawasan di masa depan, terutama dalam menghadapi kebijakan proteksi perdagangan dari luar.
Vietnam juga memberikan kontribusi besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi regional melalui daya tarik perdagangan dan investasi. Bapak Enzo mengatakan bahwa Vietnam harus mempertahankan posisinya saat ini untuk bekerja sama dengan sebanyak mungkin mitra global, mulai dari negara-negara berkembang di dalam dan luar ASEAN hingga negara-negara menengah seperti Korea Selatan dan Jepang.
Meningkatnya keterlibatan Vietnam dengan blok-blok seperti BRICS dan Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) juga sejalan dengan orientasi ASEAN untuk memperkuat kemitraan ekonomi dengan banyak negara dan kawasan lain seperti Afrika dan Amerika Selatan.
Bapak Enzo juga berpendapat bahwa Vietnam telah menunjukkan strategi diplomatik dan pertahanan yang “teladan” yang membantu menjaga perdamaian dan stabilitas regional, melalui strategi kemandirian dan dialog yang konstruktif.
Vietnam telah memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas regional. Vietnam telah mengadopsi pendekatan ganda, yang memungkinkannya mempertahankan batasannya tanpa memicu reaksi yang tidak perlu. Dalam konteks ini, Vietnam merupakan faktor yang sangat penting bagi ASEAN dalam menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia Tenggara.
Peneliti Enzo menekankan bahwa pengalaman Vietnam merupakan contoh ideal tentang bagaimana suatu negara berhasil mengubah ekonominya, menjadi salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di ASEAN dan secara aktif berkontribusi pada integrasi regional.
Pengalaman ini memungkinkan Vietnam untuk memberikan bimbingan dan dukungan yang berharga kepada Timor Leste dalam pengurangan kemiskinan dan pembangunan ekonomi ketika negara tersebut bergabung dengan ASEAN sebagai anggota ke-11.
Sumber: https://baoquocte.vn/hoc-gia-quoc-te-viet-nam-giup-tang-cuong-vai-tro-trung-tam-cua-asean-332250.html







Komentar (0)