Juru bicara Houthi, Yahya Sarea, mengatakan pasukannya menembakkan rudal anti-kapal ke sebuah kapal AS bernama "Mado" di Laut Merah dan beberapa rudal ke sasaran militer di kota Eilat, Israel selatan. Ia bersumpah akan melanjutkan serangan rudal dan drone hingga Israel mencabut pengepungannya di Jalur Gaza. Namun, waktu serangan ini tidak diungkapkan.
Pasukan Houthi mengklaim telah menyerang sebuah kapal di Laut Merah. Foto: Arabnews |
Menurut Marinetraffic, Mado adalah kapal tanker gas minyak cair berbendera Marshall yang berlayar dari Pelabuhan Yanbu Arab Saudi ke Singapura.
Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan pihaknya melakukan serangan “pertahanan diri” yang menghancurkan tujuh rudal antikapal, tiga UAV, dan tiga kontainer senjata di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.
Sementara itu, Houthi menuduh koalisi angkatan laut AS-Inggris di Laut Merah melancarkan 10 serangan udara terhadap kota pelabuhan Hodeidah di Yaman yang dikuasai Houthi.
Sejak November 2023, Houthi telah menyerang kapal-kapal komersial di Laut Merah dan Teluk Aden sebagai balasan atas serangan Israel di Jalur Gaza. Sebagai balasan, AS dan Inggris telah melancarkan serangan udara dan rudal terhadap target-target Houthi di Yaman sejak pertengahan Januari 2024.
Tarif angkutan laut yang tinggi
Selisih sebesar $2.500 antara tarif angkutan laut spot dan tarif kontrak jangka panjang untuk kontainer yang dikirim dari Asia ke Pantai Barat AS merupakan yang tertinggi sejak September 2021, ketika selisihnya sebesar $2.900.
Situasi ini membuat para pengirim barang ragu untuk menandatangani kontrak. Perusahaan pelayaran ingin menandatangani kontrak dengan harga spot, yang telah meningkat akibat ketegangan di Laut Merah, sementara para pengirim barang ingin menunggu harga turun.
Tuan Christian Roeloffs, salah satu pendiri dan CEO platform penyewaan dan perdagangan kontainer Container xChange, berkomentar bahwa pasar memiliki perbedaan besar antara ekspektasi harga penjual dan pembeli.
Sementara itu, Peter Sand, analis di Xeneta, mengatakan waktu berpihak pada perusahaan pelayaran, karena semua kontrak yang ditandatangani tahun lalu akan berakhir pada akhir April. Pada saat itu, perusahaan pengiriman barang harus mengirimkan barang dengan tarif spot, yang saat ini bukan pilihan yang baik.
“ Pengirim dapat mengatur tarif angkutan melalui klausul ketentuan kontrak, atau klausul renegosiasi angkutan ,” tegas Bapak Sand.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)