Tren ini muncul seiring dengan terus tumbuhnya populasi global dan meningkatnya permintaan akan keterampilan tingkat tinggi, khususnya di dua “raksasa” yakni India dan Tiongkok.
Antara tahun 2023 dan 2035, Asia Selatan diperkirakan akan mengalami peningkatan sebesar 32% dalam jumlah mahasiswa pendidikan tinggi, menjadi 66 juta, sementara Asia Timur akan mengalami peningkatan sebesar 36%, menjadi 53 juta. Asia Tenggara dan Asia Barat akan mengalami peningkatan yang signifikan. Sebaliknya, Amerika Utara hanya akan mengalami peningkatan yang moderat, dari 12,7 menjadi 12,8 juta mahasiswa, sementara AS bahkan diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 1% dalam jumlah total mahasiswa domestik dan internasionalnya.
Perlambatan di Amerika Serikat dan banyak negara maju lainnya sebagian besar disebabkan oleh perubahan demografi dan penurunan jumlah pendaftaran, baik untuk mahasiswa muda maupun yang lebih tua. Sebaliknya, Indonesia justru mengalami pertumbuhan pesat dalam pendidikan sarjana dan pascasarjana, yang dipadukan dengan pertumbuhan populasi sehingga menghasilkan peningkatan signifikan dalam total pendaftaran. Indonesia diperkirakan akan menambah 4,3 juta mahasiswa, sehingga mencapai lebih dari 13 juta pada tahun 2035.
Meskipun masih jauh tertinggal dari dua negara teratas, Tiongkok dengan 47 juta siswa dan India dengan 53 juta, Indonesia akan menjadi sorotan baru di peta pendidikan global. Laporan ini juga menunjukkan bahwa Inggris dan Jerman adalah dua negara Eropa yang jarang mempertahankan pertumbuhan, sementara Eropa Timur diperkirakan akan menurun tajam.
Sumber: https://giaoducthoidai.vn/indonesia-duoc-du-doan-la-cuong-quoc-giao-duc-th-ba-the-gioi-post759019.html






Komentar (0)