Situasi di Timur Tengah tetap panas dengan serangan balasan di Lebanon, sementara di Gaza, AS mengatakan ada komitmen lebih lanjut dari Israel dalam beberapa hari terakhir.
Pada 13 November, angkatan udara Israel melancarkan serangan udara terhadap pangkalan-pangkalan Hizbullah di ibu kota Lebanon, Beirut, untuk hari kedua berturut-turut. (Sumber: Reuters) |
Pada 13 November, tentara Israel mengumumkan bahwa enam tentaranya "gugur dalam pertempuran di Lebanon Selatan." Menurut kantor berita AFP , ini adalah salah satu hari paling berdarah bagi Israel dalam serangan daratnya terhadap Hizbullah di Lebanon.
Insiden ini menjadikan jumlah total tentara Israel yang tewas dalam pertempuran dengan Hizbullah menjadi 47 sejak 30 September, ketika Israel mengirim pasukan darat ke Lebanon.
Pengumuman militer itu muncul setelah Menteri Pertahanan Israel yang baru dilantik, Israel Katz, mengatakan tidak akan ada kelonggaran dalam perang melawan Hizbullah.
Pada hari yang sama, selama kunjungan ke Lebanon dan bertemu dengan tuan rumah Perdana Menteri Najib Mikati di ibu kota Beirut, Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty menekankan komitmen Kairo untuk melindungi kedaulatan dan integritas wilayah negara Timur Tengah tersebut.
Tn. Abdelatty menyoroti upaya Kairo untuk mencapai gencatan senjata segera di Lebanon dan Jalur Gaza, melihatnya sebagai kunci de-eskalasi di wilayah tersebut.
Ia juga menekankan kepada Perdana Menteri Mikati bahwa Mesir sedang berhubungan dengan pihak-pihak regional dan internasional yang relevan untuk mencegah tindakan militer Israel yang melanggar kedaulatan Lebanon dan untuk mendorong implementasi penuh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon Mikati menekankan prioritas solusi damai berdasarkan penerapan Resolusi 1701, dan menambahkan bahwa Israel harus bertanggung jawab atas penerapannya sepenuhnya.
Ia juga berjanji untuk meningkatkan kehadiran tentara Lebanon di selatan dalam koordinasi dengan pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).
Pada hari yang sama, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan bahwa AS telah menerima komitmen tambahan dari Israel mengenai Jalur Gaza dan ingin melihat komitmen ini ditindaklanjuti.
Hal ini, katanya, akan membantu melanjutkan penanganan berbagai masalah termasuk bantuan kemanusiaan, memastikan pertahanan Israel terhadap serangan Iran, meluncurkan upaya untuk mencapai gencatan senjata dan membebaskan sandera di Gaza, atau mewujudkan solusi diplomatik bagi situasi di Lebanon.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/tinh-hinh-trung-dong-israel-hung-chiu-ngay-dam-mau-o-lebanon-my-up-mo-tin-hieu-sang-ve-van-de-gaza-293680.html
Komentar (0)