Menurut Menteri Transportasi Lebanon, Ali Hamieh, serangan udara Israel pada malam 26 November menargetkan tiga pos perbatasan di Lebanon utara dengan Suriah.
| Menteri Transportasi Lebanon, Ali Hamieh. (Sumber: Reuters) |
Serangan itu terjadi tak lama setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan gencatan senjata, yang berlaku mulai pukul 4:00 pagi waktu setempat pada tanggal 27 November, yang bertujuan untuk mengakhiri konflik antara kelompok militan Hizbullah dan Israel.
Pak Hamieh mengatakan masih belum jelas apakah jalur perbatasan telah terputus akibat serangan udara tersebut.
Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah serangan Israel di perbatasan timur Lebanon telah memblokir jalur menuju Suriah.
Menurut Bulan Sabit Merah Suriah, satu relawan tewas dan satu lainnya terluka dalam "serangan di pos perbatasan Al-Dabousyeh dan Al-Arida saat melakukan pekerjaan kemanusiaan pada pagi hari tanggal 27 November."
Sementara itu, televisi pemerintah Suriah melaporkan bahwa serangan udara Israel di perbatasan Al-Arida melukai 18 orang, beberapa di antaranya kritis. Korban jiwa juga dilaporkan dalam serangan Israel lainnya di perbatasan Dabousyeh.
Militer Israel belum memberikan komentar terkait informasi tersebut.
Sebelumnya, Israel menyatakan bahwa targetnya adalah lokasi-lokasi di Suriah yang diyakini terkait dengan Iran. Langkah ini merupakan bagian dari kampanye yang lebih besar untuk membatasi pengaruh Teheran dan sekutunya, Hizbullah, di kawasan tersebut.
Selain itu, pada tanggal 26 November, Komando Pusat AS (CENTCOM) menyerang gudang senjata Hizbullah di Suriah, sebagai balasan atas serangan kelompok tersebut terhadap pasukan AS pada tanggal 25 November.
Sumber: https://baoquocte.vn/israel-khong-kich-nhieu-cua-khau-phia-bac-lebanon-voi-syria-ngay-sau-khi-my-thong-bao-ve-lenh-ngung-ban-295242.html






Komentar (0)