
Asap mengepul di Gaza setelah serangan udara Israel (Foto: AFP).
Militer Israel mengumumkan bahwa Mohsen Abu Zina, kepala badan senjata Hamas, tewas dalam serangan Tel Aviv.
"Menurut intelijen, seorang tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membunuh Mohsen Abu Zina, kepala departemen senjata dan industri di departemen produksi Hamas," kata pernyataan itu.
Menurut IDF, Tn. Zina adalah salah satu pengembang senjata terkemuka Hamas dan seorang ahli dalam mengembangkan senjata dan rudal strategis untuk pasukan tersebut.
Selain itu, pernyataan tersebut menyatakan, IDF mengidentifikasi sekelompok anggota Hamas yang berencana menembakkan rudal anti-tank ke arah pasukan tersebut. IDF juga menyatakan telah mengerahkan sebuah pesawat untuk menyerang sekelompok pasukan Hamas yang berada di balik peluncuran roket ke Israel.
Hamas belum mengomentari informasi IDF.
Israel memulai serangan udara dan daratnya di Gaza setelah Hamas melancarkan serangan mendadak di wilayah yang dikuasai Tel Aviv pada 7 Oktober. Lebih dari 11.000 orang dari kedua belah pihak tewas, sebagian besar warga sipil.
Juru bicara IDF Jonathan Conricus mengatakan Israel mulai menyerang jaringan terowongan bawah tanah "labirin" milik Hamas di Gaza.
"Misi di Gaza adalah untuk melawan Hamas dan menghancurkan setiap benteng bawah tanahnya di bunker-bunker. Kami melakukannya secara perlahan dan cermat sesuai rencana. Momentum IDF baik dan stabil. Ini adalah front yang menantang. Sayangnya, Hamas sangat siap," ujarnya.
Hamas telah menyiapkan serangkaian terowongan. Banyak di antaranya merupakan rute strategis pendek, pada dasarnya merupakan posisi pertempuran, yang memungkinkan Hamas bergerak dari satu sudut ke sudut lainnya. Beberapa terowongan lebih panjang, lebih dalam, dan lebih lebar. Namun, kami secara bertahap menembus semuanya dan mendapatkan momentum setiap hari," tegasnya.
"Tujuan utamanya adalah menangkap atau melenyapkan seluruh pimpinan Hamas yang merencanakan, memfasilitasi, dan melaksanakan serangan 7 Oktober terhadap Israel. Dan hanya masalah waktu sebelum para pemimpin Hamas ini ditangkap atau dibunuh oleh Israel," ujar pejabat Israel tersebut.
Prospek solusi damai di Gaza masih belum jelas karena kedua belah pihak masih berselisih mengenai prasyarat gencatan senjata. Israel telah menyatakan bahwa mereka tidak akan menyetujui gencatan senjata sampai Hamas membebaskan lebih dari 200 sandera.
Sementara itu, Hamas menegaskan pihaknya tidak akan berhenti bertempur jika Gaza terus diserang Israel.
Israel sejauh ini belum jelas mengenai rencana jangka panjangnya jika berhasil mencapai tujuan yang dinyatakan untuk memusnahkan Hamas. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Tel Aviv akan berusaha mengambil alih tanggung jawab atas keamanan Gaza "untuk jangka waktu yang tidak terbatas" setelah perang.
Namun, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan mereka tidak tertarik mengelola wilayah kantong tersebut. Setelah perang, Tel Aviv bertujuan agar Israel maupun Hamas tidak mengendalikan Gaza, kata Gallant.
[iklan_2]
Sumber






Komentar (0)