Di Tiongkok feodal, kaisar adalah kepala dan memiliki segalanya di bawah kendalinya. Para wanita di harem semuanya berharap mendapatkan dukungan kaisar untuk naik tangga sosial.
Namun, hanya sedikit orang yang tahu bahwa hadiah yang diinginkan setiap selir bukanlah kamar tidur, melainkan benda ini. Apa itu?
Kim qua tu adalah sesuatu yang diinginkan setiap selir dari kaisar. (Foto: Sohu)
Yang kita bicarakan adalah "labu emas" atau juga dikenal sebagai biji melon emas. Menurut buku sejarah Dinasti Ming, "labu emas" adalah sesuatu yang digunakan kaisar Tiongkok kuno untuk memberi penghargaan kepada selir atau pelayan mereka. Sebenarnya, labu emas adalah sepotong emas yang bentuknya seperti biji melon. Labu emas bukan sekadar emas, tetapi memiliki makna yang lebih dalam bagi para selir.
Pertama , bongkahan emas tersebut memiliki nilai yang sangat tinggi. Bongkahan emas adalah bongkahan emas dengan berat antara 20 dan 30 gram. Dengan nilai tukar saat ini, satu bongkahan emas bernilai lebih dari 6.000 yuan (hampir 20 juta dong).
Pada masa feodal, hanya kaum bangsawan yang boleh memiliki emas dan perak, sehingga sangat sulit bagi rakyat jelata untuk memilikinya. Lebih lanjut, pada masa Dinasti Ming, kaisar melarang peredaran emas dan perak di kalangan rakyat, sehingga emas dan perak digunakan sebagai hadiah kerajaan oleh raja. Oleh karena itu, nilai emas dan perak pada masa itu sangat tinggi.
Dianugerahi buah pomelo emas oleh kaisar juga berarti para selir menerima banyak perhatian. (Foto: Sohu)
Kedua , benang emas juga menunjukkan dukungan kaisar kepada seseorang. Bagi selir, dukungan dan penghargaan kaisar juga merupakan cara bagi mereka untuk menunjukkan status mereka di harem.
Hadiah biji labu emas dari kaisar juga merupakan bukti bahwa selir tersebut menerima banyak kasih sayang dari kaisar. Semakin banyak biji labu emas yang dimiliki seseorang, semakin ia disukai. Oleh karena itu, ini juga salah satu alasan mengapa para selir selalu menginginkannya.
Quoc Thai (Sumber: Sohu)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)