Pada 27 Oktober, Reuters, mengutip sumber yang dekat dengan masalah tersebut, melaporkan bahwa Amazon (AS) berencana untuk memangkas 30.000 pekerjaan, mulai 28 Oktober. Perusahaan tersebut berupaya mengurangi biaya dan mengekang perekrutan berlebihan selama periode puncak permintaan pandemi.
Jika diterapkan, ini akan menjadi PHK terbesar dalam sejarah Amazon. Sebelumnya, raksasa teknologi ini telah secara bertahap mengurangi jumlah karyawan di berbagai departemen, termasuk perangkat, komunikasi, dan podcast. Sebaliknya, Amazon meningkatkan penggunaan AI, khususnya untuk tugas-tugas berulang.
"Langkah ini menunjukkan bahwa manfaat penggunaan AI untuk meningkatkan produktivitas kantor cukup signifikan sehingga memungkinkan mereka untuk mengurangi jumlah staf secara drastis. Amazon juga berada di bawah tekanan jangka pendek untuk memulihkan biaya investasi jangka panjang dalam infrastruktur AI," kata Sky Canaves, seorang analis di eMarketer.

Apakah Amazon akan memangkas 30.000 pekerjaan lagi? (Foto: Reuters).
Faktanya, gelombang PHK secara umum, dan khususnya di sektor teknologi, dimulai pada tahun 2023 dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti, meskipun lajunya telah melambat. Selain tekanan untuk memangkas biaya, keputusan untuk mengubah strategi bisnis, dan restrukturisasi, inovasi teknologi – terutama AI – juga merupakan faktor yang berkontribusi.
Pada bulan Mei, raksasa global lainnya, Microsoft, memberhentikan 3.000 karyawan karena restrukturisasi, sehingga total jumlah PHK pada paruh pertama tahun ini mencapai 12.000. Perusahaan ini juga berencana untuk memangkas tambahan 9.000 orang (setara dengan 4% dari tenaga kerja globalnya).
Pada bulan Mei lalu, perusahaan keamanan siber CrowdStrike juga mengumumkan rencana untuk melakukan PHK terhadap 5% karyawannya guna mengimbangi perkembangan kecerdasan buatan (AI).
Di dalam negeri, survei terbaru yang dilakukan oleh sebuah situs web pencarian kerja, yang melibatkan 2.000 pekerja dan 1.000 bisnis, menunjukkan gelombang pemutusan hubungan kerja yang signifikan di Vietnam di sektor manufaktur, ritel, keuangan, dan teknologi.
Secara spesifik, pada semester pertama tahun ini, lebih dari 2.500 karyawan bank diberhentikan, dan banyak kawasan industri juga melaporkan pemutusan hubungan kerja besar-besaran di industri tekstil, alas kaki, dan elektronik.
Sumber: https://dantri.com.vn/kinh-doanh/lan-song-sa-thai-chua-dung-lai-amazon-sap-cat-giam-ky-luc-30000-nguoi-20251028123838704.htm






Komentar (0)