Ketika menyebutkan bulan lunar ke-7, banyak orang sering bertanya: "Hari apa Vu Lan?"
Tak hanya sebagai pengingat akan kebaikan melahirkan, perayaan Vu Lan yang jatuh pada bulan purnama ketujuh kalender lunar ini juga mengandung nilai-nilai kemanusiaan yang mendalam, bersumber dari ajaran Buddha dan tradisi bangsa tentang bakti kepada orang tua.
Apa itu Festival Vu Lan?
Festival Vu Lan adalah salah satu festival Buddha terpenting, yang berasal dari tradisi budaya Asia Timur, terutama yang sangat dipengaruhi oleh adat Tionghoa. Festival ini merupakan momen sakral bagi setiap anak untuk mengungkapkan rasa syukur dan membalas budi atas kelahiran dan didikan orang tua serta leluhur mereka. Pada hari ini, banyak orang sering pergi ke kuil untuk berdoa memohon kedamaian, melepaskan hewan, dan melakukan perbuatan baik untuk mengumpulkan kebajikan dan mempersembahkan jasa tersebut kepada orang tua mereka.
Hari apa Festival Vu Lan tahun 2025?

Festival Vu Lan tahun 2025 akan berlangsung pada hari Sabtu, 6 September menurut kalender Gregorian. Khususnya, hari bakti anak tahun ini jatuh pada akhir pekan—waktu yang tepat untuk mengungkapkan rasa hormat kepada orang tua dan kakek-nenek.
Asal usul dan makna festival Vu Lan
Asal usul festival Vu Lan
Asal usul Vu Lan berasal dari Sutra Vu Lan Bon dalam agama Buddha. Kisah ini menceritakan bahwa Yang Mulia Maudgalyayana - murid Buddha yang paling supranatural - melihat ibunya setelah kematian dikutuk menjadi hantu kelaparan, lapar dan haus dalam kesakitan; karena kasihan kepada ibunya, ia menggunakan kekuatan supranaturalnya untuk mempersembahkan nasi kepadanya, tetapi nasi itu berubah menjadi api merah, dan ibunya masih tidak bisa memakannya. Dalam kesakitan, Maudgalyayana pergi kepada Buddha untuk bertanya. Buddha mengajarkan bahwa: Untuk menyelamatkan orang tua dari penderitaan, seseorang perlu bergantung pada kekuatan Sangha - mereka yang berlatih murni dan memiliki pahala penuh. Pada hari kelima belas bulan lunar ketujuh, setelah retret musim hujan, ia harus mempersiapkan persembahan kepada Tiga Permata. Berkat kekuatan supranatural para biksu dari segala penjuru yang berkumpul pada hari pentahbisan diri, ibu Maudgalyayana terbebaskan. Upacara Vu Lan lahir dari masa itu.
Kini, Vu Lan bukan sekadar ritual, tetapi telah tertanam kuat dalam kesadaran dan cinta masyarakat, menjadi cara hidup, napas, dan sumber bagi seluruh hati umat Vietnam. Pada tahun 2025, musim Vu Lan jatuh pada peringatan 80 tahun Hari Nasional, 2 September, menjadi waktu suci bagi setiap umat Buddha untuk berbakti kepada orang tua, menghormati tradisi "Saat minum air, ingatlah sumbernya".
Di seluruh negeri, di pagoda dan tempat ibadah, upacara Vu Lan diadakan untuk menunjukkan rasa terima kasih kepada orang tua, dengan ritual seperti menyematkan mawar, melantunkan sutra, mempersembahkan dupa, menyalakan lilin sebagai rasa terima kasih... diadakan untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada orang tua, dan pada saat yang sama mengingatkan orang-orang tentang tanggung jawab untuk menunjukkan rasa terima kasih kepada negara dan rakyat.
Asal usul festival Vu Lan
Maudgalyayana menggunakan kekuatan gaibnya untuk membawakan nasi untuk dipersembahkan kepada ibunya, tetapi semua makanan itu berubah menjadi api merah begitu sampai kepadanya. Ia segera meminta bantuan Sang Buddha. Sang Buddha mengajarkan bahwa betapa pun hebatnya kekuatan gaibnya, Maudgalyayana sendiri tidak dapat menyelamatkan ibunya dari hukuman karmanya, melainkan perlu mengandalkan doa-doa suci para biksu dari sepuluh penjuru. Hari yang tepat untuk melaksanakan upacara persembahan agung ini adalah bulan purnama di bulan lunar ketujuh—hari Tu Tu (Retret Pastoral) setelah tiga bulan para biksu menjalani retret.
Arti hari bakti anak

Festival Vu Lan bukan hanya upacara keagamaan Buddha, tetapi juga perayaan sakral untuk mengingatkan setiap generasi agar mengingat dan menunjukkan rasa terima kasih kepada orang tua dan leluhur mereka. Baik umat Buddha maupun non-Buddha, semua orang dapat merasakan makna mendalam dari musim bakti bakti yang menyebar di seluruh negeri.
Dalam etika Buddha, bakti kepada orang tua tidak hanya ditujukan kepada orang tua di kehidupan ini, tetapi juga kepada orang tua di kehidupan-kehidupan selanjutnya. Karena manusia selalu terikat pada hukum sebab akibat, bakti kepada orang tua juga merupakan cara untuk mengembangkan pikiran dan mengumpulkan kebajikan.
Gambaran yang menyentuh hati selama musim Vu Lan adalah mawar yang disematkan di kerah baju. Mereka yang ibunya masih hidup akan mengenakan mawar merah—simbol kebahagiaan dan rasa syukur, sementara mereka yang ibunya telah meninggal akan mengenakan mawar putih—sebagai kenangan dan rasa syukur. Terlepas dari usia atau keadaan, setiap bunga yang disematkan di kerah baju merupakan pesan cinta, pengingat akan kesucian dan keutuhan bakti seorang anak.
Sumber: https://www.vietnamplus.vn/le-vu-lan-bao-hieu-an-chua-nhung-gia-tri-nhan-van-sau-sac-post1060081.vnp






Komentar (0)