Mamalia laut paling terancam punah di Bumi

Vaquita, anggota keluarga lumba-lumba, adalah mamalia laut paling terancam punah di dunia (Foto: Paula Olson).

Kepunahan sedang mengintai mamalia laut, dan salah satu spesies malang yang berada di puncak daftar adalah vaquita.

Dengan kurang dari 10 individu tersisa di planet ini, mari kita lihat apa yang telah membantu vaquita bertahan hingga saat ini? Apa yang telah kita lakukan untuk mencegah kepunahan makhluk unik ini?

Vaquita (atau Phocoena sinus) adalah cetacea terkecil - kelompok mamalia laut yang mencakup paus, lumba-lumba, dan pesut - dengan panjang rata-rata 4-5 kaki dan berat sekitar 65-120 pon.

Mereka memiliki jangkauan terkecil, terbatas pada area kecil di Teluk California bagian utara. Aktivitas manusia di area ini diduga menyebabkan penurunan jumlah vaquita, turun 20 ekor sejak 2017.

Perusakan habitat, polusi, dan perampokan kapal penangkap ikan hanyalah beberapa aktivitas manusia yang berdampak pada spesies ini. Dalam kasus vaquita, penyebab utamanya adalah penangkapan ikan, khususnya penggunaan jaring insang yang meluas di Teluk.

Seekor lumba-lumba vaquita tertangkap di jaring nelayan (Foto: WWF).

Situasi ini diperparah dengan maraknya penangkapan ikan ilegal spesies terancam punah lainnya, totoaba, untuk diambil kantung udaranya. Karena ukuran vaquita yang serupa dengan totoaba, mereka sering kali tertembak "peluru nyasar".

Akibatnya, kini diperkirakan hanya ada 10 vaquita yang tersisa di dunia, yang mendorong Komisi Perburuan Paus Internasional (IWC) mengeluarkan peringatan kepunahan pertamanya pada bulan Agustus 2023.

"Meskipun telah berulang kali diperingatkan selama hampir tiga puluh tahun, vaquita tetap berada di ambang kepunahan," demikian pernyataan IWC saat itu. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa selama kurun waktu tersebut, populasi vaquita telah menurun sebanyak 560 individu.

Solusinya? "Kepunahan vaquita tidak dapat dihindari kecuali 100% jaring insang segera diganti dengan alat tangkap lain untuk melindungi populasi vaquita dan mata pencaharian nelayan," kata IWC.

Upaya untuk mengekang penggunaan jaring insang telah mendorong pemerintah Meksiko untuk memberlakukan larangan total terhadap penggunaan jaring tersebut, bekerja sama dengan aktor Leonardo DiCaprio dan angkatan laut untuk menggunakan blok beton guna menciptakan "zona tanpa toleransi" bagi penangkapan ikan ilegal.

Populasi vaquita di Meksiko menunjukkan tanda-tanda pemulihan karena bahkan anak-anaknya telah terlihat (Foto: WWF).

IWC menyatakan upaya-upaya ini harus 100% efektif agar jumlah vaquita dapat pulih, tetapi apa yang telah dilakukan sejauh ini tampaknya setidaknya menjaga populasi tetap stabil. Jumlah vaquita belum pernah menurun sejak 2018, dan bahkan terlihat bersama vaquita muda.

"Mereka belum berhenti berkembang biak," kata Dr. Lindsay Porter, wakil ketua Komite Ilmiah IWC. "Jika kita bisa menghilangkan tekanan, populasinya bisa pulih."

Sumber: https://dantri.com.vn/khoa-hoc-cong-nghe/loai-thu-bien-co-nguy-co-tuyet-chung-cao-nhat-trai-dat-20240312144704514.htm