Thailand menjadi negara ketiga di Asia yang mengakui pernikahan sesama jenis, setelah Nepal dan Taiwan - Foto: BANGKOK POST
Menurut Bangkok Post, RUU pernikahan sesama jenis secara resmi disetujui oleh Raja Thailand dan dipublikasikan di Royal Gazette pada tanggal 24 September.
Undang-undang tersebut akan berlaku 120 hari setelah dipublikasikan di Royal Gazette, yang berarti pasangan sesama jenis dapat mulai mendaftarkan pernikahan mereka secara sah mulai 22 Januari 2025.
Undang-undang baru tersebut mengganti istilah-istilah tradisional seperti "laki-laki," "perempuan," "istri," dan "suami" dengan kata-kata yang netral gender, dan memberikan hak adopsi dan warisan kepada pasangan sesama jenis.
"Ini adalah langkah bersejarah menuju kesetaraan di Thailand," kata Waaddao Anne Chumaporn, pendiri Bangkok Pride, yang juga mengungkapkan rencana untuk mengadakan upacara pernikahan massal bagi lebih dari 1.000 pasangan LGBTQ+ di Bangkok pada 22 Januari tahun depan.
Sebelumnya, Senat Thailand mengesahkan RUU pernikahan sesama jenis pada 18 Juni, setelah lebih dari dua dekade perjuangan para aktivis hak LGBTQ+. RUU tersebut mendapat dukungan luar biasa dari para anggota Senat.
Langkah ini membuka jalan bagi Thailand untuk menjadi tempat ketiga di Asia yang mengakui pernikahan sesama jenis, setelah Nepal dan Taiwan.
Juga pada bulan Juni, ribuan pengunjung festival dan aktivis LGBTQ+ mengadakan parade melalui jalan-jalan Bangkok, bersama dengan mantan perdana menteri Srettha Thavisin, yang mengenakan kemeja pelangi untuk merayakan Bulan Kebanggaan.
LGBT+ atau LGBTQ+ adalah akronim untuk Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender, dan Queer atau Questioning.
Tanda plus melambangkan keberagaman keberadaan kelompok lain dalam masyarakat, seperti: N adalah Non-biner, I adalah Interseks, A adalah Aseksual...
[iklan_2]
Sumber: https://tuoitre.vn/luat-hon-nhan-dong-gioi-chinh-thuc-co-hieu-luc-tai-thai-lan-20240925101505958.htm
Komentar (0)