Pada tanggal 27 September, Bapak Irwan Efendi, kepala badan penanggulangan bencana provinsi Sumatera Barat, mengatakan bahwa tambang emas ilegal di kabupaten Solok runtuh setelah tanah longsor yang disebabkan oleh hujan deras pada malam hari tanggal 26 September.
Tanah longsor di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, Indonesia pada bulan Juli. Foto: Basarnas
Bapak Irwan mengatakan tim penyelamat harus berjalan kaki selama delapan jam untuk mencapai lokasi karena medan yang tidak dapat dilalui kendaraan. Ia menambahkan bahwa "para korban adalah penduduk lokal yang merupakan penambang emas rakyat".
Ia memperkirakan ada sekitar 25 orang di tambang saat kejadian, yang mana 15 orang diantaranya tewas, tiga orang terluka, dan tujuh orang hilang.
Polisi dan militer mencari orang hilang pada pagi hari tanggal 27 September, dan memindahkan jenazah korban yang malang.
Penambangan skala kecil dan ilegal merupakan penyebab umum kecelakaan di Indonesia, di mana sumber daya mineral sering kali berada di daerah terpencil dengan kendali pemerintah yang terbatas.
Sebelumnya pada bulan Juli, para pejabat mengatakan sedikitnya 11 orang tewas dan 45 orang hilang setelah hujan lebat memicu tanah longsor di dekat tambang emas ilegal di pulau Sulawesi, Indonesia.
Ngoc Anh (menurut Reuters)
[iklan_2]
Sumber: https://www.congluan.vn/mo-vang-sap-do-lo-dat-o-indonesia-15-nguoi-thiet-mang-post314199.html
Komentar (0)