Kecelakaan tak terduga dan perjuangan bertahun-tahun
Pada tahun 2016, sebuah kecelakaan tak terduga menyebabkan Tn. Lang Van Tuong, lahir tahun 1964 (Desa Bao Lam, Kecamatan Tan Van) kehilangan kemampuan untuk melakukan pekerjaan berat.
Dari seorang pencari nafkah , ia menjadi orang yang hanya bisa melakukan pekerjaan ringan dengan penghasilan yang tak seberapa. Seluruh keluarga yang terdiri dari tiga orang itu dengan cepat jatuh ke dalam situasi yang sulit. Dalam waktu singkat, mereka resmi menjadi keluarga miskin di daerah tersebut.

Bapak Lang Van Tuong bercerita tentang masa-masa sulit sebelum menerima bantuan untuk membangun rumah baru. Foto: Hoang Nghia.
Rumah tua itu, sebuah rumah panggung kayu tradisional, berada dalam kondisi rusak parah. Atapnya bocor, pilar-pilarnya dihinggapi rayap, dan lantainya melengkung. Saat hujan, air cipratan masuk ke dalam rumah, dan seluruh keluarga tidak berani tidur nyenyak karena takut angin akan merobohkan atap yang rapuh. "Rumah tua itu sangat bobrok. Saya tidak bisa tidur saat hujan. Saya sakit parah, saya takut angin kencang akan menyebabkan seluruh atap runtuh," kenang Pak Tuong.
Selama bertahun-tahun, keluarga tersebut hidup dalam kekhawatiran yang tak kunjung usai, tidak mampu memperbaiki atau membangun kembali rumah mereka. Kemiskinan mereka terus berlanjut hingga komune Tan Van menerapkan dukungan perumahan di bawah Program Target Nasional untuk Penanggulangan Kemiskinan Berkelanjutan .
Rumah baru itu dibangun atas dasar tekad dan cinta.
Pada tahun 2024, keluarga Pak Tuong disetujui untuk mendapatkan bantuan perumahan bagi rumah tangga miskin. Ketika pejabat komune mengumumkannya, ia terdiam sejenak lalu bertanya lagi untuk memastikan ia tidak salah dengar. "Saya tidak pernah berani membayangkan suatu hari nanti saya akan mampu membangun rumah yang kokoh. Ketika saya mendengar kabar dari komune, tangan saya gemetar karena gembira," ujarnya.
Setelah disetujui, keluarga tersebut bertemu untuk berdiskusi. Meskipun hidup masih sulit, seluruh keluarga memutuskan untuk meminjam dan menyumbang ratusan juta dong untuk membangun rumah yang lengkap dan kokoh, cukup untuk ditinggali seluruh keluarga dalam jangka panjang.
Proyek ini dimulai pada awal Januari 2025. Rumah baru ini mempertahankan arsitektur rumah panggung tradisional, tetapi dibangun dengan rangka beton kokoh yang terdiri dari 4 ruangan dan luas bangunan 120 m². Perpaduan budaya asli dan keberlanjutan dalam konstruksi menjadikan rumah ini terasa familiar sekaligus modern.
Dari merobohkan rumah tua hingga mengangkut material, semua orang datang membantu. Pada hari pengecoran lantai, ia mengundang seluruh desa untuk membantu. "Saat pengecoran lantai ini, ada yang membawa ember, ada yang membawa pasir, ada yang berdiri dan mengaduk, masing-masing membantu. Saya tidak akan pernah melupakan kebaikan ini," kata Pak Tuong dengan penuh emosi.
Hanya dalam 5 bulan, rumah itu selesai dibangun. Dari atap tua yang bobrok, keluarga itu kini tinggal di tempat yang terang dan luas, tak lagi bobrok atau takut badai.
Iman dipulihkan
Ketua Komite Rakyat Komune Tan Van Nong Ngoc Nam mengatakan bahwa dukungan perumahan merupakan salah satu isi utama Program Target Nasional tentang Pengurangan Kemiskinan Berkelanjutan di wilayah tersebut.
Saat ini, terdapat 99 rumah tangga di seluruh komune yang membutuhkan bantuan perumahan dari Program Target Nasional dan program lainnya. Dari jumlah tersebut, 63 rumah tangga sedang membangun rumah baru dan 36 rumah tangga sedang merenovasi rumah, termasuk rumah tangga miskin, rumah tangga hampir miskin, masyarakat berprestasi, dan rumah tangga terdampak bencana alam. Peninjauan dilakukan secara ketat, memastikan kriteria yang tepat, dan memprioritaskan rumah tangga yang paling tidak mampu.
"Kasus Pak Tuong dianggap mendesak karena kesehatannya yang buruk dan ketidakmampuannya merenovasi rumahnya. Saat menerima dukungan, keluarganya justru berkontribusi lebih besar untuk membangun rumah yang lengkap. Semangat itu sangat berharga," ujar Pak Nam.

Dari sebuah rumah tua, keluarga Pak Tuong kini tinggal di tempat yang terang dan luas, tak lagi bobrok atau takut badai. Foto: Hoang Nghia.
Menurut Bapak Nam, poin penting dari program ini terletak pada semangat kebersamaan untuk saling membantu keluar dari kemiskinan. Semangat ini menunjukkan bahwa masyarakat saling membantu mengurangi biaya, mempercepat pembangunan, dan memperkuat ikatan desa. "Banyak rumah tangga yang kesulitan, tetapi berkat persahabatan antar tetangga, semua proyek dapat diselesaikan tepat waktu. Ini sesuatu yang tidak dapat dibeli dengan uang," ujar Bapak Nam.
Bagi keluarga Pak Tuong, rumah baru ini membuka harapan baru. "Memiliki rumah sekarang memberi kami tempat tinggal, dan kami tidak perlu lagi khawatir tentang badai dan hujan," ujarnya.
Rumah panggung beton Bapak Lang Van Tuong merupakan hasil kebijakan yang tepat, upaya keluarga, dan kerja sama masyarakat. Bantuan perumahan tidak hanya meningkatkan kondisi materi rumah tangga miskin, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri, kemandirian, dan motivasi untuk bangkit.
Dari ketakutan akan atap yang runtuh setiap musim hujan hingga rumah yang kokoh, kehidupan Tn. Tuong telah membuka lembaran baru dan itulah nilai kemanusiaan paling mendalam yang dibawa oleh Program Target Nasional untuk Pengentasan Kemiskinan Berkelanjutan.
Sumber: https://sonnmt.langson.gov.vn/tin-tuc-su-kien/mot-mai-am-mot-diem-tua-moi.html






Komentar (0)