Upaya terbaru AS untuk menggagalkan ambisi Beijing dalam pembuatan cip, langkah Washington ini berdampak pada produsen cip Tiongkok seperti Piotech, ACM Research, dan SiCarrier Technology. Washington juga menargetkan pengiriman cip memori canggih dan berbagai perangkat pembuat cip ke Tiongkok.
Langkah tersebut merupakan salah satu upaya berskala besar terakhir yang dilakukan oleh Presiden AS Joe Biden untuk memblokir akses dan produksi China terhadap chip yang digunakan untuk mengembangkan kecerdasan buatan untuk keperluan militer .
AS memberlakukan pembatasan pada industri chip Tiongkok. (Foto: Reuters)
Langkah ini diambil hanya sebulan setelah Presiden terpilih Donald Trump dilantik. Paket tersebut mencakup pembatasan ekspor chip memori bandwidth tinggi (HBM) ke Tiongkok, yang penting untuk aplikasi kelas atas seperti pelatihan AI; pembatasan ekspor 24 alat pembuat chip dan tiga alat perangkat lunak lainnya; dan pembatasan ekspor peralatan pembuat chip yang dibuat di negara-negara seperti Singapura dan Malaysia.
Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo mengatakan langkah tersebut bertujuan untuk mencegah "Tiongkok memajukan sistem manufaktur semikonduktor dalam negerinya, yang digunakan untuk mendukung modernisasi militernya."
Kontrol ini dapat merugikan banyak perusahaan Amerika seperti Lam Research, KLA dan Applied Materials, serta perusahaan asing seperti pembuat peralatan Belanda ASM International.
Selain itu, perusahaan-perusahaan Tiongkok yang menghadapi pembatasan baru termasuk hampir 20 perusahaan semikonduktor, dua perusahaan investasi, dan lebih dari 100 produsen peralatan chip, serta Swaysure Technology Co, Si'En Qingdao, dan Shenzhen Pensun Technology Co, yang bekerja sama dengan Huawei Technologies Tiongkok. Produsen peralatan telekomunikasi terkemuka ini terhambat oleh sanksi AS dan merupakan pusat pengembangan dan manufaktur chip canggih Tiongkok.
Perusahaan-perusahaan ini akan ditambahkan ke daftar terlarang, yang melarang pemasok AS mengirimkan barang kepada mereka tanpa lisensi khusus sebelumnya.
Menanggapi pembatasan tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian, mengatakan tindakan AS tersebut merusak tatanan perdagangan ekonomi internasional dan mengganggu rantai pasokan global. Tiongkok akan mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk melindungi hak dan kepentingan perusahaan domestik.
Kementerian Perdagangan Tiongkok juga menggambarkan pembatasan baru tersebut sebagai contoh nyata dari “paksaan ekonomi ” dan “praktik non-pasar.”
[iklan_2]
Sumber: https://vtcnews.vn/my-liet-140-cong-ty-cong-nghe-trung-quoc-vao-danh-sach-den-ar911067.html
Komentar (0)