Reuters kemarin mengutip data analisis dari 3 Axis Advisors, sebuah firma penelitian perawatan kesehatan, yang mengatakan produsen obat berencana untuk menaikkan harga di AS untuk setidaknya 250 obat mulai tahun 2025.
Di antaranya terdapat lebih dari 60 obat yang diproduksi oleh Pfizer Corporation (AS). Biasanya, Pfizer menaikkan harga sebesar 3-5% untuk obat Covid-19 Paxlovid, obat migrain Nurtec, dan obat kanker Adcetris, Ibrance, dan Xeljanz.
Sebagian besar kenaikan harga obat baru di AS kurang dari 10%
Bristol Myers (AS) juga menaikkan harga obat kanker mahal, Abecma dan Breyanzi, masing-masing sebesar 6% dan 9%. Kedua obat kanker darah ini dapat menelan biaya hampir 500.000 dolar AS. Perusahaan farmasi Prancis, Sanofi, juga menaikkan harga lebih dari 10 vaksin sebesar 2,9-9%.
Sebagian besar kenaikan harga obat kurang dari 10%. Kenaikan harga rata-rata obat pada 1 Januari adalah 4,5%, sama dengan kenaikan harga rata-rata semua obat tahun lalu. Kenaikan harga obat yang lebih besar dulunya umum terjadi di AS, tetapi produsen obat telah mengurangi kenaikan dalam beberapa tahun terakhir setelah kenaikan harga yang tajam dikritik secara luas pada pertengahan dekade terakhir.
Perusahaan farmasi juga menurunkan harga beberapa obat pada 1 Januari. Di antaranya, Merck & Co (AS) berencana menurunkan harga obat diabetes Januvia dan Janumet "agar harga yang tercantum lebih mendekati harga sebenarnya".
Amerika Serikat membayar lebih mahal untuk obat resep dibandingkan negara lain, menurut Reuters. Presiden terpilih AS Donald Trump telah berjanji untuk mengurangi biaya obat dengan menyasar perantara dalam sistem layanan kesehatan negara tersebut.
[iklan_2]
Sumber: https://thanhnien.vn/nam-moi-250-loai-thuoc-tang-gia-o-my-185250101221850601.htm






Komentar (0)