Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengumumkan bahwa Rusia telah meminta pertemuan darurat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) menyusul jatuhnya pesawat Rusia yang membawa tahanan Ukraina.
Berbicara pada konferensi pers di markas besar PBB di New York, Lavrov menyatakan bahwa pesawat angkut IL-76 yang membawa 65 tahanan Ukraina, bersama dengan enam awak dan tiga perwira Rusia, telah ditembak jatuh. Semua yang berada di dalam pesawat tewas.
Viktor Bondarev, Wakil Menteri Komite Pertahanan Senat Rusia, menyatakan: Awak pesawat militer Il-76 jatuh di wilayah Belgorod, di dalam wilayah udara Rusia, 5 hingga 6 kilometer dari desa Yablonovo di wilayah Belgorod, dekat perbatasan Ukraina. Terdapat laporan mengenai benturan eksternal pada pesawat tersebut.
Berdasarkan informasi ini, Bondarev menegaskan bahwa pesawat itu ditembak jatuh. Ia menekankan bahwa, dilihat dari video yang diunggah di Telegram, jejak khas rudal terlihat jelas, dan sangat mungkin lebih dari satu rudal ditembakkan.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Kementerian Pertahanan negara itu menyebutnya sebagai tindakan terorisme. Kementerian Pertahanan Rusia mengkonfirmasi bahwa pesawat itu dihancurkan oleh angkatan bersenjata Ukraina menggunakan sistem rudal anti-pesawat. Peralatan radar Angkatan Udara Rusia mengamati peluncuran dua rudal Ukraina.
Ketua Duma Negara Rusia, Vyacheslav Volodin, telah menginstruksikan penyusunan dan pengiriman komentar kepada parlemen AS dan Jerman terkait jatuhnya pesawat angkut militer Rusia. Menurut Ria Novosti, Volodin menyatakan bahwa perlu diklarifikasi jenis rudal anti-pesawat apa yang mungkin telah menembak jatuh pesawat tersebut.
Il-76 adalah pesawat angkut militer yang digunakan untuk mengangkut pasukan, kargo, peralatan militer, dan senjata. Pesawat ini biasanya memiliki awak lima orang dan dapat membawa hingga 90 orang.
Menyusul jatuhnya pesawat yang membawa 65 tahanan Ukraina pada 24 Januari, dua pesawat yang membawa tahanan Ukraina dan Rusia harus segera mengalihkan pesawat IL-76 kedua yang membawa 80 tahanan menjauh dari zona berbahaya.
KHANH HUNG
Sumber






Komentar (0)