Menurut Reuters , Rusia dan Ukraina mengklaim telah menembak jatuh drone masing-masing di atas Laut Hitam pada tanggal 1 April. Insiden tersebut menunjukkan bahwa kedua pihak semakin fokus pada pengembangan dan penggunaan drone dalam konflik mereka, yang telah berlangsung lebih dari dua tahun.
Kementerian Pertahanan Rusia menulis di platform media sosial Telegram bahwa unit pertahanan udaranya mencegat enam drone Ukraina yang "berupaya melakukan serangan teroris."
Gubernur wilayah perbatasan Belgorod Rusia, Vyachelsav Gladkov, melaporkan bahwa unit pertahanan menembak jatuh 19 target udara dan penembakan Ukraina di daerah tersebut menyebabkan 10 orang terluka.
Pesawat nirawak (UAV) Forpost buatan Rusia diperkirakan bernilai hingga 8 juta dolar AS. (Foto: Zvezda)
Sementara itu, juru bicara Angkatan Udara Ukraina, Illya Yevlash, mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa pasukan Ukraina telah menembak jatuh sebuah UAV Forpost Rusia, yang ia gambarkan sebagai salah satu pesawat paling canggih dan mahal dalam persenjataan Moskow.
"Kami jarang menembak jatuh target seperti itu, tetapi kami melakukannya. Itu adalah UAV Forpost yang mahal," kata Yevlash, memperkirakan nilainya hingga 8 juta dolar AS.
Publikasi militer menggambarkan Forpost sebagai UAV pengintai buatan Rusia yang telah digunakan Israel selama beberapa dekade dan mampu melakukan pengawasan terus menerus pada ketinggian 5 km selama 16 jam.
Natalia Humeniuk, juru bicara kelompok militer Ukraina selatan, mengatakan Rusia lebih sering menggunakan UAV Forpost setelah unit pertahanan udara Ukraina berhasil menembak jatuh setidaknya dua pesawat peringatan dini A-50.
"Selama 24 jam terakhir, kami telah mengamati lebih dari 200 drone pengintai beroperasi di wilayah tanggung jawab kami, dari Odesa hingga Zaporizhzhia," kata Humeniuk kepada televisi pemerintah Ukraina. "Jumlahnya hari ini sedikit lebih rendah. Jelas, mereka perlu melakukan perubahan setelah kehilangan pesawat A-50."
Pada hari yang sama, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sekali lagi menekankan pentingnya meningkatkan produksi drone dalam negeri, setelah mengumumkan target produksi satu juta unit pada tahun 2024.
"Perang menuntut agar kompleks industri pertahanan kita memproduksi sebanyak mungkin dan tepat waktu untuk memenuhi kebutuhan agar dapat memenangkan perang," kata Zelensky dalam pidato video malamnya.
"Jelas, UAV dalam perang ini akan menjadi salah satu faktor penentu kemenangan, dan kemenangan itu haruslah milik Ukraina, drone Ukraina, kemenangan Ukraina," tegas Zelensky. "Kita membutuhkan lebih banyak UAV, dan yang lebih efektif."
Sumber






Komentar (0)