Makan sarapan pagi membantu meningkatkan umur panjang.
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Communications Medicine menunjukkan bahwa waktu sarapan sangat memengaruhi kesehatan dan umur panjang, terutama pada orang dewasa yang lebih tua.
Tim peneliti, yang dipimpin oleh Dr. Hassan Dashti, seorang ahli gizi di Massachusetts General Hospital, melacak hampir 3.000 orang selama 22 tahun.
Para peserta, yang berusia 42 hingga 94 tahun, dibagi menjadi dua kelompok utama: satu kelompok sarapan pukul 8 pagi dan kelompok lainnya sarapan pukul 9 pagi.
Makan sarapan pagi membantu meningkatkan umur panjang (Gambar ilustrasi: PV).
Hasil analisis menunjukkan bahwa kelompok yang sarapan lebih awal memiliki harapan hidup yang lebih tinggi daripada kelompok lainnya. Secara spesifik, sarapan satu jam lebih lambat meningkatkan risiko kematian sebesar 11%. Pada saat yang sama, seiring bertambahnya usia, orang cenderung sarapan lebih lambat, dengan waktu rata-rata bergeser mundur sekitar 8 menit setiap dekade.
Para ahli menjelaskan bahwa sarapan pagi membantu menyinkronkan jam biologis internal tubuh, sehingga mendukung metabolisme yang lebih efisien dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, dan gangguan metabolisme.
Mengonsumsi sarapan tepat waktu juga membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, meningkatkan konsentrasi, dan meningkatkan kinerja kerja sepanjang hari.
Mengonsumsi teh dengan cara yang tidak benar dapat dengan mudah merusak ginjal.
Kebiasaan minum teh di pagi hari atau setelah makan disukai oleh banyak orang.
Namun, ahli nutrisi Lisa Andrews dari Sound Bites Nutrition memperingatkan bahwa meskipun es teh itu baik, minuman ini tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan atau dengan cara yang tidak tepat.
Baik teh hijau maupun teh hitam mengandung kadar polifenol dan antioksidan yang tinggi yang bermanfaat untuk kesehatan kardiovaskular, membantu meningkatkan daya ingat, dan meningkatkan kekebalan tubuh.
Namun, minum teh kental, meminumnya saat perut kosong atau segera setelah makan berat, dapat membahayakan ginjal. Hal ini karena teh hitam mengandung banyak asam oksalat, yang jika menumpuk secara berlebihan, dapat membentuk batu dan memengaruhi kemampuan ginjal untuk menyaring darah.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nutrients menunjukkan bahwa mengonsumsi teh kental dalam jumlah besar setiap hari meningkatkan risiko kerusakan ginjal, terutama pada orang yang memiliki riwayat masalah saluran kemih.
Untuk memastikan keamanan, pengguna sebaiknya minum teh yang sudah diencerkan, menghindari meminumnya saat perut kosong, dan tidak sepenuhnya mengganti air putih sepanjang hari dengan teh.
Susu nabati efektif mendukung penurunan berat badan.
Selain waktu sarapan dan konsumsi teh, memilih susu yang tepat untuk sarapan juga merupakan faktor dalam meningkatkan kesehatan, terutama bagi mereka yang ingin mengelola berat badan.
Susu nabati seperti susu kedelai, susu almond, atau susu oat kini direkomendasikan oleh para ahli sebagai pengganti susu sapi.
Susu kedelai merupakan sumber protein yang kaya yang membantu menjaga massa otot, meningkatkan rasa kenyang, dan mengurangi keinginan makan. Selain itu, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal BMC Medicine menunjukkan bahwa susu kedelai membantu menurunkan kolesterol jahat, mengurangi tekanan darah, dan membatasi peradangan.
Susu almond tanpa pemanis sangat rendah kalori tetapi tetap kaya akan vitamin E dan lemak sehat untuk jantung.
Sementara itu, susu oat kaya akan serat larut, yang membantu memperlambat pencernaan dan mengurangi penyerapan kalori. Jenis susu ini juga membantu meningkatkan pencernaan, menurunkan kolesterol, dan menjaga berat badan yang sehat.
Mengganti segelas susu sapi dengan susu nabati di pagi hari tidak hanya membantu mengurangi asupan kalori tetapi juga memberikan awal yang lembut bagi tubuh, terutama selama penurunan berat badan atau penyesuaian pola makan.
Sumber: https://dantri.com.vn/suc-khoe/nghien-cuu-moi-tiet-lo-thoi-diem-an-sang-giup-tang-tuoi-tho-20250912120553057.htm






Komentar (0)