GĐXH - Seorang pasien kanker rektum memiliki gejala buang air besar kecil-kecil seperti kotoran kambing, lendir berdarah dalam tinja, disertai nyeri perut yang hilang timbul saat buang air besar selama sekitar satu bulan sekarang.
Menurut informasi dari Rumah Sakit Umum Hung Vuong, baru-baru ini, dokter di sini menerima dan merawat seorang pasien pria berusia 68 tahun dengan kanker rektal .
Diketahui pasien dirawat di rumah sakit dengan feses kecil seperti kotoran kambing, lendir berdarah, dan nyeri perut intermiten saat buang air besar selama kurang lebih satu bulan. Pasien dirawat di Departemen Onkologi Rumah Sakit Umum Hung Vuong untuk menjalani perawatan.
Kondisi pasien stabil setelah operasi. Foto: BVCC
Melalui pemeriksaan dan uji paraklinis, dokter menemukan bahwa pasien memiliki tumor rektum tinggi yang diduga bersifat kanker. Setelah konsultasi, diagnosisnya bulat: Kanker rektum tinggi cT4aN1M0. Pasien diindikasikan untuk menjalani operasi reseksi kolon dan rektum serta segera mengangkat kelenjar getah bening penghubungnya.
Saat ini, setelah 8 hari operasi, pasien makan normal, dalam kondisi kesehatan yang stabil, dan terus dipantau di Departemen Onkologi dan Perawatan Intensif.
Melalui kasus pasien di atas, dokter menganjurkan agar masyarakat melakukan pemeriksaan kesehatan dan skrining kanker secara berkala, terutama kanker saluran cerna pada orang yang berusia di atas 50 tahun, yang sangat penting dan sebaiknya dilakukan minimal 2 tahun sekali bagi yang memiliki risiko rendah.
5 Tanda Peringatan Kanker Rektum, Perlu Diperiksa Sejak Dini
Perubahan kebiasaan buang air besar
Tanda kanker rektum yang paling mudah dikenali adalah perubahan kebiasaan buang air besar, meliputi: sembelit atau keinginan terus-menerus untuk buang air besar meskipun sudah buang air besar beberapa kali, dan diare.
Bangku berbentuk sempit
Perubahan bentuk feses juga merupakan tanda kanker rektum. Feses yang kecil dan rata disebabkan oleh tumor yang menyumbat feses. Jika fesesnya kecil, rata seperti pensil atau berbentuk seperti daun padi, pasien harus pergi ke rumah sakit untuk diperiksa dan menentukan penyebab pastinya.
Pendarahan rektal
BAB berdarah, darah merah terang, tetesan darah, atau darah bercampur dalam tinja juga merupakan tanda-tanda kanker rektum. Selain itu, lesi seperti fisura ani atau wasir (penyakit jinak) juga memiliki gejala BAB berdarah. Namun, BAB berdarah akibat wasir atau fisura ani biasanya berupa darah segar, sedangkan kanker rektum seringkali berupa darah bercampur lendir. Oleh karena itu, penting untuk menentukan apakah penyebab perdarahan tersebut disebabkan oleh kanker rektum atau bukan.
Ilustrasi
Kelelahan, kelemahan
Kelelahan dan kelemahan merupakan salah satu gejala kanker rektum. Penyebab kelelahan pada kanker rektum seringkali disebabkan oleh kehilangan darah dalam tinja, dehidrasi akibat diare. Pasien merasa kelelahan bahkan saat beristirahat, disertai dengan kelemahan fisik yang cepat tanpa penyebab yang jelas.
Penurunan berat badan yang tidak biasa
Kanker kolorektal ditandai dengan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Ini berarti penurunan massa tubuh yang signifikan, bahkan ketika seseorang tidak sedang berusaha menurunkan berat badan. Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan yang tidak disebabkan oleh diet atau olahraga dapat menjadi tanda kanker usus besar, lambung, atau bagian lain dari saluran pencernaan.
Cara mencegah kanker kolorektal
Pemeriksaan kesehatan rutin
Pemeriksaan kesehatan rutin akan membantu mendeteksi gejala awal kanker kolorektal. Khususnya, orang dengan faktor risiko tinggi atau riwayat keluarga kanker kolorektal disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan lebih sering. Kolonoskopi setelah usia 45 tahun atau lebih awal jika terdapat anggota keluarga yang menderita kanker kolorektal merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah kanker kolorektal.
Selalu menjaga pola makan yang sehat
Konsumsilah makanan kaya protein dari bahan alami seperti: buah-buahan, sayur-sayuran, sereal, daging, ikan, putih telur, dll. Pada saat yang sama, batasi konsumsi makanan olahan, makanan tinggi energi dan lemak. Selain itu, batasi minuman beralkohol dan berkarbonasi, dll.
Berolahragalah secara teratur dan hindari stres.
Berolahragalah setidaknya 30 menit sehari untuk meningkatkan kebugaran dan mengurangi risiko obesitas dan kanker usus besar.
Selain itu, optimisme memainkan peran yang sangat penting dalam pencegahan kanker. Pasien harus menjaga pola pikir positif, melawan penyakit, dan mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, dan dokter.
[iklan_2]
Source: https://giadinh.suckhoedoisong.vn/nguoi-dan-ong-bat-ngo-phat-hien-ung-thu-truc-trang-tu-dau-hieu-nhieu-nguoi-viet-bo-qua-172241230071503199.htm
Komentar (0)