Sejak 7 Oktober, serangkaian gempa bumi dahsyat telah mengguncang provinsi Herat di Afghanistan barat, meratakan desa-desa, mengubur keluarga dan menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal saat musim dingin mendekat.
Warga Afghanistan mencari korban luka akibat gempa bumi. Foto: AFP
Di daerah pedesaan Injil, dekat episentrum gempa bumi 15 Oktober, Rustam yang berusia 64 tahun beruntung bisa selamat karena gempa tersebut menghancurkan sisa-sisa rumahnya dan menguburnya.
"Kami mendengar suara yang sangat mengerikan dan menakutkan," ujarnya. "Ketika kami memasuki rumah, kami mendengar suara seperti bom meledak dan semuanya mulai runtuh."
Tetangganya di Desa Ghar Mushak, Khudadad, 57 tahun, juga mengatakan rumah yang ingin ia perbaiki telah menjadi puing-puing. "Kami putus asa," katanya. "Kami tidak punya tempat tinggal, rasanya seperti di gurun pasir."
Yahya Kalilah, kepala program Afghanistan untuk Dokter Lintas Batas (MSF), mengatakan dua orang tewas dan 154 orang terluka dalam gempa bumi baru di provinsi Herat.
"Situasinya gawat. Orang-orang panik dan trauma," ujarnya. "Orang-orang tidak merasa aman. Saya bisa menjamin 100% bahwa tidak akan ada yang tidur di rumah mereka dalam beberapa hari mendatang."
Pusat gempa bumi terakhir berada 33 kilometer (20 mil) di barat laut ibu kota provinsi Afghanistan, Herat, dan diikuti oleh gempa susulan berkekuatan 5,4, 4,2, 4,3 dan 4,4 SR, kata Survei Geologi AS.
Para pejabat mengatakan lebih dari 528 tahanan dibebaskan dari provinsi Herat dan provinsi tetangga Badghis karena penjara-penjara tersebut "berisiko runtuh" akibat kerusakan akibat gempa bumi.
Menurut Administrasi Penjara, mereka yang dibebaskan adalah narapidana yang telah menjalani sebagian besar masa hukumannya dan menunjukkan tanda-tanda perilaku baik. Banyak warga kota Herat dievakuasi karena risiko gempa susulan.
Bapak Kalilah, pejabat MSF, memperkirakan “jumlah korban jiwa akan rendah” dalam gempa bumi 15 Oktober karena orang-orang di daerah yang paling parah terkena dampak telah tinggal di luar rumah setelah rumah mereka hancur minggu lalu.
Seismolog Universitas Oxford, Zakeria Shnizai, memperingatkan kemungkinan adanya gempa susulan dalam beberapa hari mendatang. "Proses penyesuaian bisa memakan waktu, mulai dari beberapa hari, minggu, atau bahkan bulan," ujarnya.
Hoang Nam (menurut AFP)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)