Pada tanggal 2 Juli, ratusan orang di Kota Ho Chi Minh dengan gembira pergi ke markas polisi untuk menyelesaikan prosedur mendapatkan kartu identitas sesuai peraturan baru yang berlaku mulai 1 Juli.
Menurut wartawan Dan Tri , sejak pagi banyak warga yang mendatangi Markas Tim Satpol PP Tata Usaha Polres 10 untuk menunggu proses hukum.
Di dalam kantor, para perwira dan prajurit dibagi dalam banyak area, menjalankan prosedur sesuai prosesnya: penerimaan dokumen, pengambilan sidik jari, pengambilan data iris, pengambilan foto, pengecekan hasil data, dan pengembalian dokumen.
Dalam Undang-Undang Identitas Diri yang baru, setiap warga negara wajib menjalani biometrik iris mata untuk memverifikasi dan mengautentikasi informasi setiap individu. Undang-Undang Identitas Diri yang baru juga memperluas pengumpulan data dan penerbitan kartu identitas bagi warga negara di bawah usia 6 tahun, dari usia 6 tahun hingga di bawah 14 tahun, dan dari usia 14 tahun ke atas.
Hadir di kantor pusat pada pukul 9 pagi, Tn. Pham Minh Lam (48 tahun, tinggal di Distrik 10) membawa putrinya yang berusia 6 tahun untuk melakukan prosedur penerbitan kartu identitas.
"Putri saya akan segera masuk kelas satu, sekolah mewajibkan kartu identitas, jadi saya tidak perlu mengantarnya ke tempat kerja selama sehari. Saya rasa prosesnya cepat di sini, orang-orang tidak perlu menunggu terlalu lama," kata Bapak Lam.
Banyak warga negara berusia 6-14 tahun diantar oleh kerabat untuk mengajukan permohonan kartu identitas. Petugas penerimaan akan mengumpulkan informasi dari anak dan perwakilan hukum mereka, kemudian membuat aplikasi kartu identitas. Seorang petugas polisi mengatakan bahwa proses pengajuan memakan waktu sekitar 10 menit per orang.
Ibu Nguyen Thi Viet Thu (37 tahun, tinggal di Distrik 12) mengantar putrinya yang berusia 11 tahun ke Kepolisian Distrik 10 untuk membuat KTP. "Menurut saya, pembuatan KTP untuk anak-anak sangat penting, menunjukkan peradaban dan penerapan teknologi digital dalam pengelolaan instansi negara. Saya melihat prosedur di sini dijalankan secara profesional di setiap tahapan, sehingga memudahkan masyarakat untuk mengaksesnya," ujar Ibu Thu.
Tak hanya anak-anak, banyak lansia juga datang ke kantor polisi untuk memperpanjang KTP mereka. Ibu Pham My Dung (64 tahun, tinggal di Distrik 4) dipandu oleh kepolisian setempat untuk pergi ke Kepolisian Distrik 10 guna menyelesaikan prosedur perpanjangan KTP. "Saya datang ke sini untuk memperpanjang KTP karena nama saya sama dengan nama saudara perempuan saya. Saya menggunakan kursi roda. Untungnya, petugas kepolisian dengan antusias membimbing dan membantu saya dalam prosedurnya," ujar Ibu Dung.
Letnan Kolonel Kieu Thi Nguyet, Kapten Tim Manajemen Administrasi Kepolisian untuk Ketertiban Sosial Kepolisian Distrik 10 (HCMC) mengatakan bahwa tidak seperti setiap tahunnya, Undang-Undang tentang Identifikasi 2024 memiliki 10 poin baru, yang fokusnya adalah memperluas cakupan penerbitan kepada warga negara.
Pada hari pertama pelaksanaan, unit ini berhasil menyelesaikan 4 kasus demografi khusus, tanpa kewarganegaraan dan tanpa tempat tinggal tetap, kemudian mengirimkan data ke Departemen Kepolisian Administratif untuk Ketertiban Sosial (C06). Selain itu, Kepolisian Distrik 10 juga menerbitkan dan memperbarui lebih dari 300 catatan.
"Sebelumnya, kami menerima 80-100 aplikasi setiap hari. Sejak 1 Juli, ketika Undang-Undang Identitas Diri yang baru diterbitkan, banyak orang yang datang untuk mendaftar, sehingga jumlah aplikasi meningkat drastis. Namun, sebelum penerapan, unit tersebut melatih para perwira dan prajurit tentang langkah-langkah pengoperasian perangkat lunak data dan pemeliharaan peralatan, sehingga semuanya berjalan lancar," ujar Letnan Kolonel Nguyet.
[iklan_2]
Source: https://dantri.com.vn/xa-hoi/nguoi-dan-tphcm-gac-viec-dua-tre-nho-di-lam-can-cuoc-20240702132935796.htm
Komentar (0)