
Ibu M. di rumah sakit (Foto: BV).
Rumah Sakit Rakyat Gia Dinh (HCMC) baru saja berhasil melakukan operasi khusus: operasi caesar pada minggu ke-32, dan pengangkatan segmen usus besar yang berisi tumor ganas untuk ibu.
Sebelumnya, pada pertengahan Juli, Ibu VHM (34 tahun, tinggal di bangsal Thong Tay Hoi, Kota Ho Chi Minh) dirawat di rumah sakit karena terdapat lendir berdarah pada tinjanya.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ia memiliki tumor besar yang menyebabkan penyempitan usus besar, dan biopsi memastikan tumor tersebut ganas. Kabar buruk itu sangat mengejutkannya, tetapi berkat dorongan dari keluarga dan dokter, ia bertekad untuk mempertahankan bayinya.
Dokter dari Departemen Gastroenterologi telah berkoordinasi dengan Departemen Obstetri dan Patologi Neonatal untuk mengembangkan rencana perawatan: mempertahankan kehamilan hingga 32-34 minggu jika ibu tidak memiliki tanda-tanda obstruksi usus, tetapi selalu siap untuk operasi darurat.
Selama masa pemantauan, ibu menerima perawatan komprehensif, menggunakan kortikosteroid untuk membantu janin mematangkan paru-parunya dan magnesium sulfat untuk melindungi otak sebelum lahir.
Pada minggu ke-32 kehamilan, tim melakukan operasi caesar dan mengangkat sebagian usus besar sepanjang 10 cm yang mengandung tumor. Operasi berlangsung hampir 2 jam, bayi lahir dengan selamat, dan tumor sang ibu diangkat seluruhnya. Setelah seminggu, Ibu M. pulih dengan baik dan diperbolehkan pulang untuk melanjutkan perawatan kanker. Bayi laki-laki prematur tersebut juga disapih dari oksigen, dibiasakan menyusui, dan siap untuk pulang.

Kesehatan bayi laki-laki Ibu M telah stabil setelah menjalani perawatan khusus (Foto: Rumah Sakit).
"Saat mendengar anak saya menangis, saya merasa berdaya. Saya akan berusaha hidup untuk membesarkan anak saya," ungkap Ibu M. penuh emosi.
Menurut Dr. Hua Thi Chi, Departemen Obstetri dan Ginekologi, kanker usus besar pada ibu hamil merupakan penyakit langka, hanya terjadi sekitar 1/13.000-1/50.000 kehamilan. Gejalanya seringkali mudah tertukar dengan perubahan fisiologis selama kehamilan, sehingga diagnosisnya terlambat.
“Kasus ini merupakan tantangan besar, tetapi berhasil berkat koordinasi multidisiplin dan tekad sang ibu,” tegas Dr. Chi.
Dokter menganjurkan agar ibu hamil yang mengalami tanda-tanda kelainan pencernaan seperti keluarnya lendir berdarah pada tinja, nyeri perut tumpul, sembelit berkepanjangan, anemia, penurunan berat badan, dan sebagainya, untuk segera memeriksakan diri ke dokter agar dapat dilakukan diagnosis dan pengobatan tepat waktu demi melindungi ibu dan janin.
Sumber: https://dantri.com.vn/suc-khoe/nguoi-me-mang-thai-thi-phat-hien-ung-thu-toi-se-manh-me-song-va-nuoi-con-20250822133837228.htm
Komentar (0)