Pihak keluarga mengatakan pasien tersengat listrik bertegangan tinggi, berjuang melawan dan mengalami luka bakar parah di tangan dan kakinya. 115 dokter gawat darurat tiba di tempat kejadian, memasang jalur infus dan memindahkan pasien ke ruang gawat darurat.
Pada 20 Juli, dokter di Rumah Sakit Umum Hung Vuong menyatakan pasien mengalami luka bakar serius akibat sengatan listrik. Tim medis menyuntikkan obat pereda nyeri, obat anti-syok, antibiotik, dan membalut luka bakar. Saat ini, kondisi pasien stabil, tetapi gejala sisa luka bakar memerlukan pemantauan jangka panjang.
Pasien luka bakar listrik memiliki tingkat kecacatan yang tinggi, perawatan di rumah sakit yang lama, dan seringkali meninggalkan bekas luka yang buruk akibat beberapa kali operasi, serta berisiko mengalami nekrosis, infeksi, dan keracunan. Kecelakaan akibat sengatan listrik umumnya terjadi pada pekerja konstruksi, orang yang bekerja di dekat kabel listrik, memasang papan reklame, memasang atap, memasang antena, atau bahkan memancing. Di musim hujan, kelembapan meningkat, sehingga kemungkinan terjadinya pelepasan muatan listrik dan sengatan listrik juga lebih tinggi.
Di musim panas, sering terjadi badai petir, sehingga orang-orang perlu sangat berhati-hati saat bekerja dan bergerak di area dengan jaringan listrik, terutama di area dengan pembangkit listrik dan kabel tegangan tinggi. Jangan meninggalkan peralatan listrik di rumah dekat sumber air. Jangan menyentuh peralatan listrik saat tangan basah. Jika perangkat listrik jatuh ke sumber air, matikan daya sebelum melepaskannya.
Jangan biarkan konduktor listrik bersentuhan dengan sumber listrik. Gunakan hanya benda kayu seperti tongkat atau ranting untuk keamanan.
Saat menyelamatkan korban yang tersengat listrik, jangan sentuh korban secara langsung, tetapi usahakan untuk segera memutus sumber listrik. Jika terjadi kecelakaan sengatan listrik di rumah, gunakan tongkat kayu kering, seperti gagang sapu, atau kaki kursi yang dilapisi plastik isolasi untuk memisahkan korban dan hubungi bantuan darurat.
Minh An
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)