Menurut wakil kepala ilmuwan Biro Meteorologi Australia, Andrew Pershing, dunia baru saja mengalami periode 12 bulan terpanas dalam sejarah 125.000 tahunnya, dengan suhu rata-rata global naik lebih dari 1,3 derajat Celsius antara November 2022 dan akhir Oktober tahun ini.
Analisis data oleh ilmuwan Australia dan Persatuan Meteorologi Internasional menunjukkan bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia telah meningkatkan suhu secara signifikan di seluruh dunia .
Sebuah laporan penelitian oleh Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) juga menekankan bahwa intensitas El Nino secara bertahap meningkat dan tahun 2024 diperkirakan akan menjadi tahun paling parah yang pernah ada, dengan musim panas yang sangat panas dan kering yang belum pernah terjadi sebelumnya.
El Nino di Samudra Pasifik diperkirakan akan mencapai puncaknya dalam beberapa bulan mendatang dan menjadi salah satu yang terkuat yang pernah tercatat, dengan suhu rata-rata kemungkinan akan naik lebih dari 2 derajat Celsius di banyak tempat antara November 2023 dan Januari 2024.
Australia diperkirakan akan mengalami musim panas terik yang memecahkan rekor pada tahun 2024, dengan risiko kekeringan dan kebakaran hutan yang meluas. (Foto: ABC)
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) setuju dengan penilaian NOAA dan memperingatkan bahwa hal ini akan menyebabkan peristiwa cuaca yang sangat parah di banyak bagian dunia.
El Nino dapat berlangsung sedikitnya empat bulan dan dikombinasikan dengan perubahan iklim akan menyebabkan suhu global terus meningkat.
Tak hanya El Nino, para ilmuwan Australia juga menemukan bahwa wilayah Samudra Hindia juga mengalami kondisi yang tidak biasa, yang dapat memengaruhi pola cuaca dalam skala besar. Akibatnya, Dipole Samudra Hindia sedang terbentuk dan mencapai puncak rekornya akhir tahun ini. Jika dikombinasikan dengan El Nino, kondisi ini akan menyebabkan kekeringan yang meluas.
Oleh karena itu, selain menyerukan negara-negara untuk mengambil tindakan segera terhadap perubahan iklim, NOAA juga merekomendasikan agar negara-negara, terutama negara-negara kepulauan Pasifik dan negara-negara berkembang, segera memiliki rencana untuk menanggapi kondisi panas dan kering serta kemungkinan kekeringan yang meluas pada tahun 2024.
Thien Thanh (VOV-Australia)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)