Pesawat superjumbo Airbus A380 Emirates sedang terbang dari Perth, Australia, ke Dubai ketika mengalami turbulensi hebat. Turbulensi tersebut begitu hebat sehingga beberapa penumpang terlempar dari kursi dan menghantam langit-langit kabin. Banyak penumpang yang diberi oksigen setelah meminta bantuan.
Beberapa orang yang mengaku berada di dalam pesawat membagikan foto-foto bagian dalam yang retak di media sosial, dan mengatakan turbulensi terjadi "hanya satu detik" setelah pilot meminta semua orang untuk duduk.
Penumpang membagikan gambar langit-langit pesawat yang retak setelah bertabrakan dengan penumpang lain
Korban luka ditolong oleh awak kabin dan relawan terlatih medis di pesawat, "dengan dukungan medis tambahan yang diberikan melalui tautan satelit," kata juru bicara Emirates.
"Penerbangan itu disambut oleh layanan medis saat mendarat dan Emirates juga mengerahkan tim perawatannya untuk memastikan penumpang dan awak yang terluka diberikan bantuan semaksimal mungkin," kata juru bicara maskapai tersebut.
Turbulensi yang menyebabkan cedera pada penumpang semakin umum. Pada bulan Agustus, 11 orang dirawat di rumah sakit setelah penerbangan Delta Air Lines dari Italia ke Atlanta mengalami turbulensi parah. Dan pada bulan Juni, seorang pramugari British Airways membutuhkan operasi setelah insiden turbulensi lainnya.
"Sayap pesawat dirancang untuk membagi aliran udara yang dihasilkan oleh mesin yang mendorong pesawat melewati massa udara. Hal ini menciptakan perbedaan tekanan di atas dan di bawah sayap. Perbedaan ini menciptakan gaya ke atas yang disebut daya angkat," kata ahli meteorologi FOX Weather, Jason Frazer.
Dan ketika gaya angkat lebih besar daripada gaya gravitasi, pesawat akan terbang. Dan ketika gaya angkat dan gravitasi sama, pesawat akan bergerak dengan mulus. Namun, turbulensi terjadi ketika keseimbangan tersebut terganggu.
Kebanyakan penumpang takut akan turbulensi, tetapi tidak ada kecelakaan pesawat yang pernah terjadi karena fenomena ini.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)