Menurut AppleInsider , sebuah video yang dipublikasikan oleh China Observer pada 29 April di YouTube menunjukkan cuplikan kawasan industri Foxconn yang terbengkalai di Nanning, Tiongkok. Kawasan industri yang dulunya mempekerjakan 50.000 orang ini kini hampir kosong setelah operasi Apple dipindahkan ke lokasi lain, termasuk Vietnam dan India.
Pabrik Foxconn di Tiongkok
Seorang warga setempat mengatakan pabrik tersebut membutuhkan sumber daya yang sangat besar untuk menghidupi 50.000 karyawannya. Sumber daya tersebut mencakup 60 ton beras per hari, 280 ekor babi, 1,2 juta butir telur, dan 80.000 ekor ayam.
Relokasi ini juga berdampak pada lingkungan lain. Gedung-gedung pencakar langit di dekatnya yang dibangun untuk menampung para pekerja pabrik kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, meskipun ada diskon besar-besaran. Warga setempat hampir tidak memiliki harapan bahwa Foxconn akan segera membuka kembali pabrik tersebut, karena rambu-rambu telah dicabut. Kemungkinan hanya beberapa bangunan yang masih digunakan oleh Foxconn, sementara sebagian besar bangunan kosong atau disewakan.
Fasilitas yang bobrok dan terbengkalai ini tentu saja merupakan tanda bahwa Foxconn telah melakukan perubahan pada keseluruhan operasionalnya, terutama setelah Apple memindahkan fasilitas manufakturnya dari Tiongkok ke sistem distribusi lain. Perangkat dari fasilitas tersebut dilaporkan telah dipindahkan ke pabrik serupa di Vietnam.
Bagi masyarakat setempat, penutupan ini menunjukkan betapa besar kekayaan yang dapat dihasilkan oleh manufaktur Apple bagi daerah tersebut. Hal ini juga menunjukkan betapa cepatnya segala sesuatu dapat lenyap, dan betapa dahsyatnya dampaknya jika tidak ada industri lain yang dapat diandalkan.
[iklan_2]
Tautan sumber
Komentar (0)