| Dua tersangka yang terkait dengan jaringan perdagangan manusia yang menyelundupkan warga Indonesia ke Myanmar diinterogasi di unit investigasi kriminal kepolisian di Jakarta pada 16 Mei. (Foto: Joanito De Saojoao) |
Menurut Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn, blok tersebut tidak akan tinggal diam, tetapi perlu mengambil langkah-langkah yang lebih tegas untuk mencegah situasi ini.
Pada tahun 2015, para pemimpin ASEAN menandatangani konvensi yang mengikat secara hukum untuk memerangi perdagangan manusia, khususnya perempuan dan anak-anak. KTT blok tersebut baru-baru ini di Labuan Bajo diakhiri dengan pernyataan dari para pemimpin tentang memerangi perdagangan manusia, terutama isu-isu yang berkaitan dengan penyalahgunaan teknologi.
Kao Kim Hourn menilai bahwa dokumen-dokumen ini menunjukkan para pemimpin ASEAN sangat prihatin terhadap perdagangan manusia.
Menekankan perlunya ASEAN untuk mengatasi perdagangan manusia sebagai bagian dari kejahatan transnasional, Sekretaris Jenderal ASEAN menegaskan perlunya perspektif regional untuk mengatasi masalah ini secara lebih kolektif dan efektif.
Pernyataan bersama di Labuan Bajo menyatakan bahwa ASEAN membutuhkan tindakan konkret untuk mengidentifikasi dan mengatasi kesenjangan dalam sistem serta memperbaiki kerangka hukum terkait kejahatan perdagangan manusia.
Menurut Kao Kim Hourn, "sangat penting bagi penegak hukum untuk memiliki kerangka hukum yang sesuai... Di masa depan, mereka akan bekerja sama dalam berbagi informasi… serta praktik terbaik dan pengetahuan tentang bagaimana sebenarnya mengatasi masalah ini di seluruh ASEAN."
Indonesia, yang memegang jabatan ketua ASEAN pada tahun 2023, telah mengusulkan beberapa inisiatif untuk memerangi perdagangan manusia di kawasan tersebut.
Negara terpadat di Asia Tenggara ini juga menyaksikan banyak warganya diperdagangkan ke negara lain di kawasan tersebut, seperti Myanmar. Para pelaku memikat korban dengan janji pekerjaan bergaji tinggi dan kemudian memaksa mereka untuk bekerja sebagai penipu daring.
Belum lama ini, polisi Indonesia menangkap dua tersangka, Andri Satria Nugraha dan Anita Setia Dewi, terkait dengan jaringan perdagangan manusia yang menyelundupkan 20 warga Indonesia ke Myanmar. Kedua individu ini memikat 16 korban, dan polisi saat ini sedang mencari jaringan perdagangan manusia lain yang mungkin terlibat dalam kasus ini.
Polisi bekerja sama dengan lembaga anti pencucian uang PPATK untuk melacak transaksi keuangan dengan harapan dapat mengungkap aktivitas ilegal; sebuah gugus tugas telah dibentuk untuk mengatasi masalah ini.
Sumber






Komentar (0)