Khususnya, ia adalah salah satu dari lima mahasiswa dari Saigontourist College of Tourism and Hospitality yang terpilih untuk berpartisipasi dalam program pertukaran dan studi di Hungaria.
Kembali magang pada usia 53 tahun
Menanggapi keputusan yang terkesan "melawan arus" ini, Ibu Que dengan blak-blakan berkata: "Bekerja memang untuk mencari nafkah, tetapi untuk memiliki karier yang stabil, kita harus terus belajar untuk mengisi kekosongan pengetahuan." Bertahun-tahun berkecimpung di dapur, beliau memiliki segudang pengalaman praktis, tetapi hatinya masih hampa karena belum pernah mendapatkan pelatihan formal maupun pelatihan kejuruan sejak muda.
Dulu, karena keadaan keluarga, saya harus memikirkan makanan dan uang sehingga saya tidak punya kesempatan untuk belajar dengan baik. Sekarang, karena kehidupan dan pekerjaan saya lebih stabil, saya masih punya keinginan untuk belajar, jadi saya kembali ke sekolah untuk mempelajari suatu keterampilan. Belajar dengan anak muda tidak membuat saya merasa tertinggal, malah sebaliknya, saya merasa lebih muda dan lebih aktif seperti mereka, dan saya juga punya pengalaman untuk membandingkan dan membedakan, serta memiliki perspektif yang lebih muda. Saya merasa sangat menarik dan menyenangkan,” ungkap Ibu Que.
Ibu Que adalah salah satu dari 5 mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata dan Perhotelan Saigontourist yang terpilih untuk berpartisipasi dalam program pertukaran dan studi di Hongaria.
FOTO: ANH MINH
Impian terbesar yang telah dipupuk Ibu Que selama bertahun-tahun adalah mencoba dan merasakan masakan internasional, sesuatu yang dulu ia pikir hanya untuk anak muda. Ia dengan penuh semangat berkata: "Saya ingin langsung merasakan masakan Eropa untuk memuaskan hasrat saya, dan nantinya dapat mewariskan pengetahuan dan pengalaman saya kepada generasi berikutnya, jadi saya mendaftar untuk wawancara perjalanan ke Hongaria ini."
Untuk mempersiapkan perjalanan ke Hongaria dalam rangka pertukaran pelajar, belajar, dan menimba pengalaman, Ibu Que secara proaktif mengatur pekerjaan dan keluarganya, sembari meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya, melatih dan memelihara semangatnya. Baginya, pengalaman profesional yang terkumpul selama bertahun-tahun merupakan aset berharga, tetapi hanya jika dipadukan dengan dasar pengetahuan khusus, ia dapat benar-benar matang dalam kariernya.
Kemunculan Ibu Que dalam rombongan pelajar yang berangkat ke Hungaria kali ini bukan hanya sekadar kisah pribadi, tetapi juga menjadi bukti semangat belajar sepanjang hayat, yang menginspirasi bahwa: belajar tidak ada kata terlambat.
Jembatan budaya melalui program pertukaran
Pada malam tanggal 22 September, Ibu Que beserta 4 mahasiswa dan 1 dosen dari Sekolah Tinggi Pariwisata dan Perhotelan Saigontourist berangkat ke Hongaria untuk mengikuti program pertukaran guru dan mahasiswa antara sekolah dan Pusat Pelatihan Kejuruan Békéscsaba (Hongaria). Program ini berlangsung selama satu bulan, dari tanggal 22 September hingga 21 Oktober 2025.
Menurut Ibu Vo Thi My Van, Kepala Sekolah, kriteria seleksi siswa tidak hanya didasarkan pada keterampilan profesional tetapi juga kecintaan terhadap profesi tersebut, karena merekalah yang akan mewakili sekolah ketika mereka melanjutkan studi ke luar negeri. Selain itu, siswa juga perlu memiliki kemampuan bahasa Inggris dasar untuk berkomunikasi, yang menjamin integrasi yang baik dengan lingkungan belajar dan kehidupan di Eropa.
Selama perjalanan ini, para mahasiswa terutama akan mempelajari seni kuliner dan teknik memanggang. Di Hongaria, para mahasiswa akan mempelajari teori, mengunjungi dan mempraktikkannya di hotel, serta merasakan kehidupan asrama di Pusat Pelatihan Kejuruan Békéscsaba. "Khususnya, pertukaran budaya dan kuliner ini akan menjadi kesempatan bagi mahasiswa Vietnam untuk memperkenalkan hidangan tradisional seperti pho, nasi pecah, dan lumpia kepada teman-teman internasional, sekaligus belajar cara menyiapkan hidangan Hongaria," tambah Master Van.
5 mahasiswa dan 1 dosen sebelum berangkat ke Hongaria
FOTO: ANH MINH
Dengan berpartisipasi dalam program ini, mahasiswa akan menanggung sendiri biaya tiket pesawat dan visa mereka. Sekolah akan menanggung semua prosedur, akomodasi, dan biaya perjalanan di Hongaria, yang akan ditanggung oleh sekolah tuan rumah, dalam semangat pertukaran bilateral. Ketika dosen dan mahasiswa Hongaria datang ke Vietnam, sekolah juga akan menerapkan kebijakan serupa.
"Setiap tahun, kedua belah pihak bertukar 6 mahasiswa dan guru. Sebelumnya, sekolah juga menyambut delegasi dosen dan mahasiswa dari Pusat Pelatihan Kejuruan Békéscsaba ke Vietnam untuk kunjungan dan pengalaman," tambah Master Van.
Selain Hongaria, kami juga memperluas kerja sama internasional dengan banyak negara. Salah satu contohnya adalah penandatanganan kerja sama dengan ITHQ Academy (Kanada). Pada tahun 2025, sekolah ini menyambut dosen dan mahasiswa Kanada ke Vietnam, dan dalam waktu dekat akan terus membuka peluang pengiriman mahasiswa Vietnam untuk belajar di Kanada.
Sumber: https://thanhnien.vn/nu-bep-truong-u60-tro-lai-giang-duong-hoc-nghe-nhan-co-hoi-sang-hungary-hoc-tap-185250922221209583.htm
Komentar (0)