
Penemuan "harta karun air tawar" di dasar Samudra Atlantik membuka cakrawala baru bagi geologi , hidrologi, dan pengelolaan sumber daya - Foto: ZME Science/Midjourney
Sebuah tim ilmuwan internasional baru saja mengumumkan penemuan yang mengejutkan: akuifer air tawar raksasa yang terletak jauh di bawah Samudra Atlantik, membentang di sepanjang Pantai Timur Amerika Serikat, dari New Jersey hingga Maine.
Ini dianggap sebagai salah satu penemuan geologi terpenting dalam beberapa dekade, membuka harapan bagi sumber daya yang berharga dalam konteks dunia yang menghadapi krisis air tawar yang semakin parah.
Perjalanan setengah abad mencari "harta karun air tawar"
Hampir 50 tahun yang lalu, selama eksplorasi mineral di lepas pantai Amerika Serikat Timur Laut, sebuah kapal penelitian pemerintah AS secara tak terduga menemukan jejak air tawar jauh di bawah sedimen laut.
Dari petunjuk itu, musim panas ini, proyek ilmiah internasional Ekspedisi 501 secara resmi mengebor langsung ke dasar Samudra Atlantik, di lepas pantai Cape Cod.
Ekspedisi 501 adalah kolaborasi ilmiah senilai $25 juta yang melibatkan lebih dari 12 negara dan didukung oleh Yayasan Sains Nasional AS dan Uni Eropa.
Dalam proyek ini, para ilmuwan mengumpulkan lebih dari 50.000 liter sampel air dari kedalaman hampir 400 meter di bawah dasar laut, yang mengonfirmasi keberadaan sistem akuifer air tawar raksasa yang tersembunyi di bawah air asin.
"Ini hanyalah salah satu dari sekian banyak 'harta karun air tawar rahasia' yang belum pernah kita akses sebelumnya," kata Dr. Brandon Dugan, seorang ahli geofisika dan hidrologi di Colorado School of Mines dan salah satu pemimpin studi tersebut. "Suatu hari nanti, harta karun ini dapat memainkan peran kunci dalam menyelamatkan umat manusia dari krisis air tawar."
"Laut memiliki air tawar": misteri ilmiah terungkap secara bertahap
Sampel air menunjukkan salinitas hanya 1-4 bagian per seribu, jauh lebih rendah daripada rata-rata salinitas air laut sebesar 35 bagian per seribu. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar air ini tidak berasal dari laut, melainkan mungkin berasal dari air lelehan dari zaman es purba, air tanah dari daratan yang meresap melalui lapisan geologis, atau kombinasi keduanya.
Tim akan menganalisis DNA mikroba, komposisi mineral, dan isotop radioaktif dalam air untuk menentukan usia waduk. Hal ini akan membantu menentukan apakah waduk tersebut merupakan sumber air terbarukan atau sumber primitif yang telah "terisolasi" selama ribuan tahun.
Jika airnya masih muda, kemungkinan besar air tersebut masih diisi ulang oleh hujan atau es yang mencair. Artinya, air tersebut bisa menjadi sumber daya yang berkelanjutan.
Harapan dan tantangan bagi dunia yang haus
Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa, dalam lima tahun ke depan, permintaan global akan air tawar dapat melebihi pasokan hingga 40%. Sementara itu, kenaikan permukaan air laut, perubahan iklim, dan aktivitas industri menyebabkan salinisasi perairan pesisir yang semakin parah.
Patut dicatat, pusat data yang melayani AI dan komputasi awan mengonsumsi air dengan tingkat yang "tak terpuaskan". Di negara bagian Virginia (AS), 25% listrik negara bagian digunakan untuk pusat data, angka yang diperkirakan akan berlipat ganda dalam 5 tahun ke depan. Sebuah pusat data berukuran sedang saat ini dapat mengonsumsi air dalam jumlah yang sama dengan 1.000 rumah tangga.
Dalam konteks tersebut, sumber daya air tawar yang sangat besar di dasar Samudra Atlantik bisa menjadi "penyelamat" di masa depan. Namun, eksploitasi cadangan air ini menimbulkan banyak pertanyaan kompleks: Siapa yang akan memiliki dan mengelola sumber daya ini? Bagaimana cara mengeksploitasinya tanpa merusak ekosistem laut? Adakah risiko "menguras" air tawar, yang menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem dasar laut?
"Kita perlu sangat berhati-hati. Jika kita mengeksploitasinya secara besar-besaran, akan ada konsekuensi yang tak terduga," ujar Dr. Rob Evans, ahli geofisika di Woods Hole Oceanographic Institution.
Para ilmuwan yakin bahwa jika dimanfaatkan dengan baik, cadangan air tawar di dasar Samudra Atlantik dapat memasok air yang cukup untuk kota sebesar New York selama 800 tahun. Namun, mewujudkan potensi tersebut membutuhkan penelitian bertahun-tahun, serangkaian uji keamanan, dan koordinasi yang erat antara pemerintah, ilmuwan, dan organisasi konservasi.
Sumber: https://tuoitre.vn/phat-hien-chan-dong-ho-nuoc-ngot-lon-chua-tung-co-duoi-day-dai-tay-duong-20250910214939051.htm






Komentar (0)