Setelah menangkap gambar yang melampaui ekspektasi para astronom, James Webb baru-baru ini mengungkap fitur yang belum pernah terjadi sebelumnya di atmosfer planet gas raksasa ini.
Para peneliti menggunakan Kamera Inframerah Dekat Teleskop Luar Angkasa James Webb, atau NIRCam, untuk menangkap serangkaian gambar Jupiter setiap 10 jam, menggunakan empat filter berbeda untuk mendeteksi perubahan di atmosfer planet tersebut.
Para astronom telah menemukan semburan berkecepatan tinggi di stratosfer Jupiter – lapisan atmosfer yang terletak sekitar 40 km di atas awan. Semburan tersebut melintasi ekuator planet, membentang lebih dari 4.800 km dan melaju dengan kecepatan 515 km/jam, dua kali kecepatan angin badai Kategori 5 di Bumi.
(Ilustrasi: NASA)
Temuan ini menjelaskan interaksi hebat di atmosfer badai Jupiter.
"Ini benar-benar mengejutkan kami," ujar Ricardo Hueso, penulis utama studi yang diterbitkan pada 19 Oktober di Nature Astronomy. Hueso adalah profesor fisika di Universitas Basque di Spanyol.
Jupiter adalah planet terbesar di Tata Surya dan terbuat dari gas, sehingga sangat berbeda dari Bumi. Namun, seperti planet kita, Jupiter memiliki lapisan atmosfer. Lapisan-lapisan ini mengandung berbagai jenis cuaca, termasuk badai yang berlangsung selama berabad-abad seperti Bintik Merah Besar dan awan yang terbuat dari amonia beku.
Meskipun ada misi untuk menembus jauh ke dalam awan Jupiter menggunakan panjang gelombang cahaya yang berbeda, James Webb memiliki posisi unik untuk mempelajari lapisan atmosfer pada ketinggian tinggi (25-50 km) dan mengungkap detail yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Meskipun terdapat teleskop dan pesawat ruang angkasa berbasis darat seperti Juno dan Cassini milik NASA serta Teleskop Luar Angkasa Hubble, Teleskop Luar Angkasa James Webb telah memberikan wawasan baru tentang cincin, bulan, dan atmosfer Jupiter," ujar rekan penulis studi Imke de Pater, profesor emeritus astronomi, ilmu bumi, dan planet di Universitas California, Berkeley.
Para peneliti membandingkan angin yang dideteksi di ketinggian tinggi oleh James Webb dengan angin di atmosfer bawah yang dikumpulkan oleh Hubble dan melacak perubahan kecepatan angin.
Kedua teleskop diperlukan untuk menemukan jet tersebut karena James Webb menemukan fitur awan kecil sementara Hubble memberikan informasi tentang atmosfer khatulistiwa, termasuk badai yang tidak terkait dengan jet.
Kedua teleskop ini telah memberikan informasi baru tentang atmosfer kompleks Jupiter dan proses yang terjadi di lapisan atmosfer planet tersebut.
Pengamatan Jupiter di masa mendatang menggunakan Teleskop James Webb kemungkinan akan mengungkap lebih banyak informasi tentang jet tersebut, seperti bagaimana kecepatan dan ketinggiannya berubah seiring waktu, serta kejutan-kejutan lainnya.
Kieu Anh (VOV.VN)
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)