Ladang minyak di Sudan Selatan. (Sumber: AFP/Getty Images) |
Pada acara mengenai hubungan energi Rusia-Afrika selama Pekan Energi Rusia di Moskow, Mayen Wol Jong mengatakan bahwa Sudan Selatan ingin membangun jaringan pipa minyak melalui Djibouti dengan bantuan Rusia.
Wakil menteri negara itu juga menambahkan bahwa para ahli mereka dapat datang ke Rusia untuk membahas proyek tersebut.
"Kami telah berbicara dengan perusahaan-perusahaan Rusia dan mereka siap untuk meninjau proyek pipa ini. Jadi nanti, kami akan membahas dan mencapai detail spesifik yang kami butuhkan. Kami akan mempertimbangkan logistik, pembiayaan, dan teknologi proyek. Teknisi kami kemungkinan akan pergi ke Rusia dan berdiskusi dengan perusahaan-perusahaan Rusia tentang bagaimana proyek ini akan berjalan, lalu membahas logistiknya. Karena pipa ini merupakan masalah besar dan Sudan Selatan adalah negara yang terkurung daratan," ujarnya.
Minyak dipasok melalui pipa dari Sudan, tempat konflik berkecamuk dan pipa tersebut "benar-benar terbakar," kata Wol. "Kami membutuhkan dukungan pemerintah dan perusahaan Rusia untuk membangun pipa alternatif ke Djibouti," ujarnya.
Pejabat tersebut menekankan bahwa Sudan Selatan menyambut siapa pun yang bersedia bekerja sama dengan negara Afrika tersebut, dan menambahkan bahwa kerja sama tersebut merupakan "saling menguntungkan" bagi calon investor dan negara tersebut.
Ia juga mengundang perusahaan Rusia untuk bekerja sama dalam proyek lain di Sudan Selatan dan pembicaraan mengenai kilang minyak sedang berlangsung.
Pada akhir September, Presiden Sudan Selatan Salva Kiir bertolak ke Moskow untuk berunding dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam pertemuan tersebut, Putin mengatakan masih banyak yang perlu dilakukan dalam kerja sama ekonomi kedua negara, termasuk pelaksanaan proyek kilang minyak di Sudan Selatan.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)