Quang Yen - tanah yang kaya akan tradisi budaya

Quang Yen adalah negeri dengan sejarah panjang pembentukan dan perkembangan, dengan sejarah lebih dari 200 tahun sebagai sebuah kota. Benteng kuno dan jalan-jalan kunonya masih ada hingga kini, bersama dengan sistem peninggalan sejarah dan budaya yang padat, kaya akan desa-desa kerajinan tradisional, menciptakan keindahan unik sebuah negeri di sepanjang Sungai Bach Dang yang legendaris.

Ritual terpenting pada Festival Bach Dang adalah prosesi patung Santo Tran Hung Dao dari Kuil Tran Hung Dao ke Rumah Komunal Yen Giang.

Dibandingkan dengan negeri peninggalan dan festival, Kota Quang Yen sungguh layak menyandang predikat tersebut karena memiliki 219 peninggalan sejarah dan budaya, yang mencakup lebih dari sepertiga total peninggalan di provinsi ini. Sejak abad ke-10 dan ke-13, negeri ini tercatat dalam sejarah dengan 3 kali kemenangan pasukan dan rakyat kita atas penjajah Utara pada tahun 938, 981, dan 1288 di Sungai Bach Dang. Terutama kemenangan ketiga melawan penjajah Yuan-Mongol—pasukan paling terampil di dunia saat itu—yang berkontribusi menjaga perdamaian perbatasan untuk waktu yang lama.

Mereka yang berkontribusi pada kemenangan besar ini, mulai dari jenderal legendaris Hung Dao Vuong Tran Quoc Tuan hingga rakyat biasa, telah tercatat dalam sejarah dan selamanya dipuja oleh masyarakat di sini. Bangunan-bangunan ibadah ini dilestarikan, dipugar, dan dihias hingga kini, terletak di kompleks Monumen Khusus Nasional Bach Dang 1288, yang 9 dari 11 situs peninggalannya berada di Quang Yen.

Bersamaan dengan itu, proses sejarah pembentukan dan perkembangan wilayah ini telah meninggalkan 34 peninggalan yang telah diperingkatkan di tingkat nasional dan 15 peninggalan yang telah diperingkatkan di tingkat provinsi. Terkait dengan keberadaan peninggalan tersebut, Quang Yen sejauh ini telah menyelenggarakan 3 festival yang diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Nasional.

Khususnya, Festival Tien Cong berlangsung dari tanggal 5-7 Januari, di pusat situs peninggalan nasional Kuil Tien Cong di Komune Cam La. Festival ini memiliki ritual unik menyambut para tetua berusia 80, 90, dan 100 tahun ke kuil untuk memberi penghormatan kepada leluhur, memberikan penghormatan kepada Tien Cong, yang merupakan orang pertama yang membangun tanggul, merebut kembali laut, dan membangun wilayah kepulauan Ha Nam yang makmur saat ini. Kegiatan budaya, olahraga, dan permainan rakyat dalam festival ini juga sangat meriah, mulai dari nyanyian dum, nyanyian laut, hingga tom diem, tarik tambang, catur manusia, dan catur kartu...

Masyarakat antusias mengikuti lomba menanam padi dalam Festival Bercocok Tanam Padi. *Foto* : Nguyen Dung

Dua festival lainnya adalah Festival Tradisional Bach Dang dan Festival Xuong Dong. Festival Bach Dang (yang berlangsung di awal bulan ketiga kalender lunar) memiliki makna mengenang kembali pertempuran bersejarah di masa lalu, sebagai penghormatan kepada leluhur yang telah berjasa bagi negara, sementara Festival Xuong Dong (yang berlangsung di awal bulan keenam kalender lunar) dengan jelas menunjukkan budaya tradisional penduduk setempat yang menanam padi di wilayah kepulauan Ha Nam.

Ritual paling mengesankan dan penting dalam festival Bach Dang adalah prosesi patung Santo Tran Hung Dao dari kuil Tran Hung Dao, kuil Ibu Suri, ke rumah komunal Yen Giang. Dalam festival Xuong Dong , hal yang paling menarik bagi masyarakat dan wisatawan adalah lomba menanam padi dan lomba perahu di Sungai Cua Dinh...

Selain itu, terdapat pula banyak ritual yang serupa dengan Festival Tien Cong di atas, namun dalam skala yang lebih kecil, termasuk Festival Tien Cong di Komune Lien Hoa dan Festival Tien Cong di Komune Hiep Hoa. Quang Yen juga memiliki banyak festival berskala regional lainnya seperti: Festival Cau Ngu, festival Dai Ky Phuc di 14 rumah komunal, festival pagoda desa di 20 pagoda, pesta keluarga di 23 kuil keluarga Tien Cong, serta 70 festival di kuil keluarga lainnya di wilayah tersebut, yang mencerminkan karakteristik budaya penduduk Delta Utara.

Festival dan kegiatan keagamaan di daerah ini biasanya paling ramai di akhir tahun dan awal musim semi. Kota ini telah mengarahkan pengembangan rencana pengelolaan yang metodis untuk memenuhi kebutuhan keagamaan dan spiritual masyarakat serta menarik wisatawan dari seluruh dunia untuk berkunjung dan merasakan...

Melalui penelitian, ditunjukkan bahwa di era modern, tanah ini memiliki sejarah 222 tahun sebagai ibu kota kota (1802-2024). Hingga kini, banyak gedung perkantoran, rumah, dan jalan dari masa kolonial Prancis masih terpelihara utuh, menciptakan kawasan-kawasan tua seperti: Jalan Ngo Quyen, Jalan Tran Hung Dao, Jalan Nguyen Du, Jalan Tran Khanh Du... dengan banyak rumah kuno seperti rumah Konsul (sekarang kantor pusat Komite Rakyat Kota), kantor perbendaharaan (sekarang Bank Pertanian dan Pembangunan Pedesaan), barak militer (sekarang Komando Militer Kota), pusat gendarmerie (sekarang kantor pusat Komite Partai Kota), rumah polisi hutan (sekarang kantor pusat Kepolisian Kota), dan banyak rumah lainnya.

Bapak Ngo Dinh Dung, Kepala Dinas Kebudayaan dan Informasi Kota Quang Yen, menegaskan: Quang Yen tidak hanya memiliki sejarah dan tradisi budaya yang panjang, tetapi juga memiliki kondisi alam yang sangat baik dengan iklim yang segar, posisi "berkelok-kelok" menghadap laut, dengan kedua sisinya dipenuhi "naga hijau dan harimau putih"; di depannya terdapat Sungai Chanh, seindah lukisan, yang mengatur udara segar dan sejuk untuk seluruh wilayah; terdapat Pulau Ha Nam sebagai "ladang" penghasil beras, udang, dan ikan yang melimpah. Oleh karena itu, bukan kebetulan bahwa selama ribuan tahun, dari zaman Raja-Raja Hung hingga dinasti feodal dan penjajah Prancis, daerah ini telah dipilih sebagai pusat politik wilayah Timur Laut, sehingga wilayah perkotaan Quang Yen terbentuk paling awal dalam sejarah perkembangan perkotaan di Quang Ninh.

Sumber