Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa minum sedikit air dapat meningkatkan kadar gula darah. (Foto ilustrasi dibuat oleh AI) |
Hiperglikemia tidak hanya menjadi perhatian bagi penderita diabetes tetapi juga berdampak serius pada kesehatan jantung, hati, mata, dan sistem saraf jika tidak segera dikontrol.
Namun, banyak orang masih mempertahankan kebiasaan yang tampaknya tidak berbahaya yang diam-diam menyebabkan kadar gula darah meningkat setiap hari.
Tidak minum cukup air di siang hari
Dehidrasi dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk memetabolisme glukosa, dan juga menyebabkan peningkatan hormon vasopresin, yang menyebabkan hati memproduksi lebih banyak gula dalam darah.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Diabetes Care (2011) menunjukkan bahwa orang yang minum lebih sedikit air memiliki risiko 30% lebih tinggi terkena pradiabetes.
Dr. Lori Zanini, ahli gizi klinis di AS, merekomendasikan minum setidaknya 1,5-2 liter air per hari. Jika Anda banyak berolahraga atau cuaca panas, jumlah air yang diminum sebaiknya ditingkatkan untuk memastikan fungsi metabolisme normal tetap terjaga.
Minum kopi atau teh di pagi hari dengan banyak gula dan susu kental manis
Secangkir teh susu atau kopi susu kental manis dapat mengandung hingga 20-30 gram gula, setara dengan hampir 8 sendok teh. Gula tambahan tidak hanya meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, tetapi juga menyebabkan resistensi insulin jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Menurut The American Journal of Clinical Nutrition (2015), mengonsumsi banyak minuman manis di pagi hari dapat menyebabkan gangguan glukosa darah pasca makan, terutama pada orang yang berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2.
Kurangnya serat dan protein dalam makanan
Serat membantu memperlambat penyerapan karbohidrat, sementara protein menstabilkan rasa kenyang dan mengatur hormon insulin. Makanan yang kekurangan kedua komponen ini akan menyebabkan lonjakan gula darah setelah makan karena tubuh menyerap gula lebih cepat.
Dr. David Ludwig - seorang ahli endokrinologi di Universitas Harvard (AS) - menekankan pentingnya menggabungkan serat dari sayuran dan biji-bijian utuh dengan sumber protein berkualitas seperti telur, ikan, tahu, dan dada ayam dalam setiap makan.
Sering memesan makanan di luar
Makanan olahan seringkali tinggi lemak jenuh, pati olahan, dan gula tersembunyi. Selain itu, porsi besar dan keseimbangan nutrisi yang buruk berkontribusi pada lonjakan gula darah yang cepat setelah makan.
Menurut Jurnal Nutrisi (2020), orang yang makan di luar lebih dari 4 kali/minggu memiliki kadar gula darah rata-rata 15% lebih tinggi daripada kelompok yang memasak sendiri, bahkan ketika asupan kalori keseluruhan tidak jauh berbeda.
Duduk terlalu lama, kurang olahraga
Duduk terlalu lama, terutama setelah makan, memperlambat penggunaan glukosa oleh tubuh, sehingga kadar gula darah tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama. Hal ini bahkan dapat memengaruhi orang tanpa diabetes.
Menurut Diabetologia (2012), hanya berjalan ringan selama 10 menit setelah makan dapat secara signifikan mengurangi puncak gula darah pasca makan hingga 22%.
Kurang tidur kronis
Kurang tidur meningkatkan kortisol, hormon stres, yang meningkatkan resistensi insulin dan menyebabkan penumpukan glukosa dalam darah. Kurang tidur juga meningkatkan keinginan untuk mengonsumsi makanan manis dan karbohidrat olahan keesokan harinya.
Pakar tidur Dr. Michael Breus menyarankan agar orang dewasa tidur selama 7-8 jam setiap malam untuk mendukung metabolisme glukosa yang efisien dan mengurangi risiko hiperglikemia kronis.
Gula darah tinggi tidak selalu disebabkan oleh pola makan tinggi gula atau pati. Kebiasaan sehari-hari yang tampaknya tidak berbahaya justru menjadi penyebab diam-diam yang menyebabkan gula darah naik tak terkendali.
Deteksi dini dan penyesuaian tepat waktu akan membantu Anda melindungi kesehatan dan secara efektif mencegah komplikasi serius akibat gangguan gula darah.
Sumber: https://baoquocte.vn/sau-thoi-quen-khong-ngo-khien-duong-huet-tang-cao-318312.html
Komentar (0)