Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menegaskan pada 18 September bahwa kerajaan tidak akan menjalin hubungan dengan Israel sampai negara Palestina diakui.
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, mengecam keras tindakan militer Tel Aviv terhadap rakyat Palestina. (Sumber: AFP) |
Berbicara kepada Dewan Syura, Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengatakan Arab Saudi bekerja tanpa lelah untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
“Kami menegaskan bahwa kami tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sampai hal itu tercapai,” tegas Bapak bin Salman.
Selain itu, Putra Mahkota bin Salman juga mengutuk keras aktivitas militer Tel Aviv terhadap rakyat Palestina, dan menegaskan bahwa Arab Saudi bertujuan untuk memperkuat keamanan regional dan internasional melalui solusi diplomatik serta menerapkan kebijakan bertetangga yang bersahabat.
Pernyataan itu menghambat upaya AS untuk mencapai kesepakatan guna menormalisasi hubungan.
Pada awal September 2024, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken masih “berharap” untuk menjalin hubungan dengan negara Teluk ini guna membawa potensi keuntungan bagi Israel.
Menurut Tn. Blinken, AS sedang mempersiapkan usulan paket keamanan kepada Arab Saudi jika Riyadh menormalisasi hubungan dengan Israel, sementara Washington juga berupaya agar sekutunya Tel Aviv mendukung pembentukan negara Palestina.
“Dua prioritas untuk normalisasi hubungan adalah perdamaian di Gaza dan peta jalan untuk pembentukan negara Palestina,” tegas Menteri Luar Negeri Blinken.
Namun, pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan tegas menentang pembentukan negara Palestina.
Serangan Israel terhadap Hamas telah menimbulkan korban jiwa dan kerusakan yang mengerikan, sehingga menyebabkan Arab Saudi "ragu-ragu" dalam memperluas hubungan diplomatik dengan Tel Aviv.
[iklan_2]
Sumber: https://baoquocte.vn/saudi-arabia-tu-choi-thiet-lap-quan-he-voi-israel-vi-ly-do-na-y-286882.html
Komentar (0)