Senegal tegaskan "tanpa toleransi terhadap korupsi"

Perdana Menteri Senegal Ousmane Sonko mengatakan pada tanggal 4 September bahwa dalam beberapa hari mendatang, presiden baru negara itu akan membubarkan Majelis Nasional yang didominasi oposisi dan meluncurkan kampanye antikorupsi yang luas.

Setelah dilantik sebagai Perdana Menteri, Bapak Sonko menegaskan bahwa beliau akan terus mendampingi Presiden Bassirou Diomaye Faye dalam upaya menjaga perdamaian , kerukunan nasional, mendorong pembangunan ekonomi, dan memastikan stabilitas. (Sumber: WADR)

Bapak Sonko diangkat sebagai kepala pemerintahan Senegal pada bulan April 2024 berkat dukungan Bapak Bassirou Diomaye Faye, yang meraih kemenangan telak dalam pemilihan presiden bulan Maret dengan menjanjikan perubahan radikal dalam kekuasaan.

Perdana Menteri Sonko membuat pernyataan di atas dalam konteks pemerintah yang dikritik oleh koalisi mantan Presiden Macky Sall.

Presiden Faye dan Perdana Menteri Sonko membutuhkan dukungan mayoritas di parlemen untuk melaksanakan perubahan kebijakan yang telah mereka janjikan, tetapi mayoritas kursi di parlemen saat ini dipegang oleh oposisi, yang mendukung Tn. Sall.

Menurut Konstitusi, Presiden Senegal tidak dapat membubarkan Majelis Nasional sebelum menjabat selama setidaknya dua tahun, jadi Tn. Faye kemungkinan akan bertindak mulai 12 September, tepat 24 bulan setelah sidang pertama Majelis Nasional pasca-pemilu.

Selain itu, Bapak Sonko mengumumkan peluncuran kampanye antikorupsi yang komprehensif untuk memperkuat landasan kebijakan pemerintahan baru.

“Kami tidak akan menoleransi korupsi,” kata Perdana Menteri Senegal, seraya menambahkan bahwa Dakar akan segera menerapkan langkah-langkah akuntabilitas dan para mantan pemimpin akan menjadi sasaran.

Sumber: https://baoquocte.vn/senegal-khang-dinh-khong-khoan-nhuong-voi-tham-nhung-285065.html