
Sinner terima kekalahan dan akan coba cari solusi untuk kalahkan Alcaraz di masa depan - Foto: REUTERS
Di final yang berlangsung di New York, Sinner kalah dari Alcaraz dengan skor 1-3 (2-6, 6-3, 1-6, 4-6), mengakhiri rentetan 27 kemenangan beruntun di turnamen Grand Slam lapangan keras. Kekalahan tersebut juga secara resmi menggeser Alcaraz sebagai petenis nomor 1 dunia .
"Saya berusaha mempersiapkan diri lebih baik untuk pertandingan berikutnya ketika saya bertemu dengannya lagi," ujar Sinner dalam konferensi pers pascapertandingan. Ia mengakui bahwa ia bermain terlalu aman dan mudah ditebak sepanjang turnamen, jarang menggunakan drop shot atau taktik di net. Sinner menekankan bahwa untuk mengalahkan pemain seperti Alcaraz, ia harus "keluar dari zona nyamannya."
"Saya akan berusaha melakukan itu, meskipun saya mungkin akan kalah dalam beberapa pertandingan ke depannya, tetapi saya ingin membawa beberapa perubahan. Saya yakin itulah yang perlu saya lakukan untuk menjadi pemain yang lebih baik, yang merupakan tujuan utama saya," kata Sinner.

Sinner nyatakan akan jadi pemburu setelah digulingkan sebagai petenis nomor 1 dunia - Foto: REUTERS
Petenis Italia itu mengungkapkan bahwa ia kesulitan dengan servisnya sepanjang turnamen dan ingin meningkatkan performanya. "Saya akan mengubah beberapa detail kecil dalam servis saya, detail-detail itu bisa membuat perbedaan besar."
Yang paling menonjol adalah mentalitas Sinner sekarang setelah ia tak lagi menjadi petenis nomor satu dunia. "Hal barunya adalah saya bukan lagi petenis nomor satu dunia, jadi pendekatannya telah berubah: sekarang saya adalah seorang pemburu."
Pernyataan tegas Sinner ini menunjukkan bahwa konfrontasi antara dirinya dan Alcaraz akan semakin seru di masa mendatang. Para penggemar dapat menantikan pertandingan yang dramatis dan beragam seiring kedua petenis terbaik dunia ini terus bersaing.
Sumber: https://tuoitre.vn/sinner-bay-gio-toi-se-la-nguoi-di-san-20250908111843785.htm






Komentar (0)