Menurut pengaduan baru dari sebuah kelompok advokasi konsumen, aplikasi Starbucks menjebak pelanggan dalam siklus terus-menerus menambahkan lebih banyak uang ke akun mereka karena mereka tidak dapat menggunakan saldo yang tersisa. Pelanggan mendapatkan poin loyalitas dua kali lipat jika mereka membayar pesanan mereka melalui aplikasi.
Namun, kelompok advokasi konsumen mengatakan beberapa fitur kartu prabayar tersebut membuat pelanggan terjebak dalam lingkaran setan, memaksa mereka untuk menghabiskan lebih banyak uang di Starbucks. Pelanggan hanya dapat menambahkan uang ke kartu Starbucks mereka di aplikasi dalam kelipatan $5, dengan minimum $10. Ini berarti akun selalu mengalami saldo negatif, seringkali tidak mampu menambahkan cukup uang untuk menutupi satu pembelian.
Banyak pengguna telah berkumpul untuk mengecam Starbucks karena meraup keuntungan hingga 900 juta USD.
Gugatan tersebut menyatakan bahwa Starbucks menjebak pelanggan dengan mengenakan biaya lebih dari yang ingin mereka belanjakan, sehingga mereka memiliki uang kembalian yang tidak terpakai. Koalisi tersebut menuduh Starbucks terlibat dalam praktik perdagangan yang tidak adil dan menipu yang melanggar Undang -Undang Perlindungan Konsumen. Gugatan tersebut menyatakan bahwa perusahaan tersebut memperoleh keuntungan dari sistem pembayaran dalam aplikasi yang tidak adil hingga sebesar $900 juta selama lima tahun.
Dalam pengaduan resminya, kelompok tersebut menyatakan bahwa pelanggan telah mengisi saldo sekitar $15 miliar ke kartu Starbucks tahun lalu, dan perusahaan mengandalkan dana tersebut sebagai sumber modal kerja tanpa bunga. Akibatnya, perusahaan memiliki insentif yang kuat untuk memaksimalkan jumlah uang yang mengalir ke platform pembayarannya, dan berupaya melakukannya dengan menggunakan sejumlah fitur desain digital yang manipulatif pada aplikasi selulernya.
Seorang juru bicara Starbucks mengatakan kepada Fortune bahwa perusahaan berkomitmen untuk bekerja sama dengan pelanggan guna memastikan kepatuhan terhadap semua hukum dan peraturan. Starbucks mengatakan bahwa saat membayar di toko, pelanggan memiliki opsi untuk membagi metode pembayaran mereka untuk menggunakan nilai kartu Starbucks mereka dan kemudian membayar sisa saldo dengan uang tunai atau kartu kredit.
Tautan sumber










Komentar (0)