Direktur Jenderal IOM yang baru, Amy Pope. (Sumber: FBC) |
Direktur Jenderal IOM yang baru, Amy Pope, memulai tur tiga negara di Afrika, Ethiopia, Kenya, dan Djibouti, pada tanggal 8 Oktober untuk menyoroti masalah migrasi di benua itu.
Ibu Amy Pope akan bertemu dengan para pemimpin dan pejabat pemerintah di negara-negara tersebut, membahas langkah-langkah untuk meningkatkan kerja sama IOM dalam mempromosikan migrasi yang aman serta mengatasi tantangan migrasi, termasuk migrasi akibat perubahan iklim.
Di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa, Direktur Jenderal IOM yang baru diperkirakan akan berdiskusi dengan pejabat Uni Afrika (AU) cara terbaik untuk memastikan pergerakan orang, terutama mendukung perjanjian perdagangan bebas yang dipromosikan oleh organisasi tersebut.
Mantan Penasihat Gedung Putih, Amy Pope, adalah perempuan pertama yang menjabat sebagai Direktur Jenderal IOM. Ia menggantikan pendahulunya, António Vitorino dari Portugal, yang memulai masa jabatan lima tahun sebagai Direktur Jenderal IOM ke-11 pada 1 Oktober, di saat jumlah pengungsi di seluruh dunia mencapai rekor tertinggi dan ketegangan politik terkait migrasi ilegal meningkat.
Sebelum pemilihan pimpinan IOM yang baru pada bulan Juni, Ibu Pope menjabat sebagai Wakil Direktur Jenderal Manajemen dan Reformasi IOM. Dalam kapasitas tersebut, beliau melaksanakan serangkaian reformasi anggaran, manajemen, dan administrasi untuk mengoptimalkan operasi lapangan dan manajemen risiko IOM, meningkatkan hasil peradilan internal dan kinerja operasional, serta memperkuat koordinasi dengan sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sebelum bergabung dengan IOM, Ibu Pope menjabat sebagai Penasihat Migrasi Senior untuk Presiden AS Biden pada awal pelantikannya pada tahun 2021. Beliau menjabat sebagai Wakil Penasihat Keamanan Dalam Negeri untuk Presiden Barack Obama.
Saat berada di Gedung Putih, Pope mengembangkan dan menerapkan strategi komprehensif untuk menangani migrasi, di berbagai bidang seperti memerangi perdagangan manusia, memukimkan kembali pengungsi dan masyarakat rentan, serta mempersiapkan masyarakat untuk menanggapi dan beradaptasi dengan krisis terkait iklim.
Setelah lawatannya ke Afrika, Direktur Jenderal IOM yang baru diperkirakan akan pergi ke Brussels untuk bertemu pejabat senior Eropa guna mencari kesepakatan guna mengatasi migrasi ilegal.
Didirikan pada tahun 1951, IOM adalah organisasi antarpemerintah terkemuka yang mempromosikan migrasi yang aman, manusiawi, dan tertib demi kepentingan semua. IOM memiliki kantor di 171 negara di seluruh dunia dan hampir 19.000 staf.
[iklan_2]
Sumber
Komentar (0)