Dengan ambisi untuk menjadi salah satu dari 3 kekuatan AI terkemuka, Korea Selatan telah menggelontorkan lebih dari 151 miliar USD dalam bentuk investasi.

Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung telah mengumumkan rencana untuk menghabiskan 210 triliun won ($151,11 miliar) pada agenda lima tahun, termasuk paket inisiatif industri teknologi yang bertujuan menempatkan Korea Selatan di antara tiga kekuatan teratas dunia dalam kecerdasan buatan (AI).

Korea Selatan bercita-cita untuk segera menjadi salah satu dari tiga kekuatan AI teratas di dunia . (Sumber: Soompi)

Namun, kelayakan penggalangan modal untuk mewujudkan ambisi ini masih menjadi bahan perdebatan.

Menurut Komisi Perencanaan Negara, program tersebut mencakup proyek “jalan raya energi AI” yang bertujuan untuk mengamankan lebih dari 50.000 unit pemrosesan grafis (GPU), membangun infrastruktur data dan energi canggih, mengembangkan teknologi AI generasi berikutnya, dan melatih personel. Pemerintah berencana mengalokasikan 25 triliun won untuk proyek-proyek AI dari total anggaran 210 triliun won.

Pemerintah mengumumkan akan mengumpulkan 116 triliun won melalui pemotongan belanja dan 94 triliun won melalui peningkatan pendapatan, tetapi para ahli percaya bahwa hal ini akan sulit dicapai tanpa penyesuaian pajak, terutama mengingat defisit anggaran nasional yang sudah signifikan.

Utang publik Korea Selatan telah meningkat sebesar 120 triliun won, melampaui 1,3 triliun won pada tahun 2024, sementara defisit anggaran mencapai 4,2% dari PDB, tertinggi di antara negara-negara OECD selama enam tahun berturut-turut.

Sebagian pihak khawatir bahwa anggaran yang dialokasikan untuk AI mungkin akan dikurangi karena perlu memprioritaskan kebijakan sosial lainnya seperti keamanan, demografi, dan pertumbuhan regional.

Selain itu, ada spekulasi bahwa pemerintah mungkin akan mengandalkan Korea Electric Power Corporation (KEPCO) untuk menutupi kekurangan tersebut melalui kenaikan harga listrik pertama dalam dua tahun terakhir. KEPCO melaporkan laba operasional sebesar 5,89 triliun won pada semester pertama tahun 2025, tetapi masih memiliki defisit kumulatif hampir 29 triliun won sejak tahun 2021.

Tanpa menaikkan harga listrik, KEPCO harus menerbitkan lebih banyak obligasi, yang sudah mendekati batas maksimal yang ditetapkan regulator. Namun, dengan inflasi konsumen yang terus meningkat sebesar 2% selama dua bulan berturut-turut, menaikkan harga listrik dipandang sebagai pilihan yang sensitif secara politik dan sosial.

Sumber: https://baoquocte.vn/tham-vong-lot-top-3-cuong-quoc-hang-dau-ve-ai-han-quoc-manh-tay-rot-hon-151-ty-usd-dau-tu-324732.html