Mengubah pola pikir pariwisata di Lao Chai

Desa Lao Chai 1 bersih, indah, damai dan puitis.

Pagi-pagi sekali, kabut putih menyelimuti pegunungan dan hutan Khun Ha. Jalan menuju Desa Lao Chai 1 bagai sehelai sutra basah yang lembut melintasi lereng gunung keemasan di musim padi yang matang. Desa ini terletak di lereng gunung, tersembunyi di balik kanopi hutan dan bebatuan raksasa.

Tujuh tahun yang lalu, desa tersebut masih mempertahankan cara hidup lama: ternak berkeliaran bebas, lumbung berdekatan dengan rumah, kebun berantakan, dan jalanan becek. Titik balik datang dari pertemuan desa. Penduduk desa menceritakan bahwa saat itu, rekan-rekan di Sel Partai Desa Lao Chai 1 menyadari kekurangan ruang hidup, dan sekaligus melihat potensi dan masa depan desa kecil ini, sehingga mereka mendatangi setiap rumah dengan orang-orang terhormat untuk membujuk warga agar memindahkan lumbung mereka ke area peternakan, membersihkan rumah, menanam bunga, dan menjaga kebersihan lingkungan... Dengan ketekunan, perlahan namun pasti memenangkan persaingan, dan tindakan nyata, masyarakat perlahan-lahan menyadari hal ini, terutama ketika melaksanakan program pembangunan pedesaan baru dengan kebijakan bahwa Negara dan masyarakat bekerja sama. Jalan beton yang dibangun secara bertahap membawa kemudahan yang luar biasa, membuat masyarakat semakin yakin dengan arah yang diusulkan. Dari sana, kesadaran untuk melakukan wisata komunitas perlahan menjadi kenyataan.

Saat ini, Lao Chai 1 memiliki 47 rumah tangga, yang sebagian besar secara langsung maupun tidak langsung berpartisipasi dalam wisata komunitas. Berkat hal tersebut, tingkat kemiskinan di desa telah berkurang menjadi 11%. Dengan ketulusan dan pola pikir "melayani apa pun yang diinginkan pelanggan", desa ini telah menjadi destinasi wisata komunitas yang patut dicontoh. Rumah-rumah kayu tradisional yang luas, taman bunga di depan gang, tempat sampah yang terbuat dari batang pohon, pohon pedang, ayunan kayu... Peralatan bajak, garu, potongan brokat, seikat sayuran pahit, buah hawthorn, bengkel, penggilingan jagung, alat tenun... semuanya dipajang, membawa kisah sejarah dan kebanggaan masyarakat H'Mong. Desa ini memiliki tujuh rumah tangga yang mengelola homestay, dengan harga menginap 120.000 VND/orang/malam; di mana 20.000 VND/tamu disumbangkan ke dana bersama untuk memelihara lanskap dan menyelesaikan pekerjaan desa, menciptakan konsensus dan pelestarian diri bagi semua orang.

Ibu Chang Thi Hang, pemilik kebun anggrek, berkata: “Sejak pariwisata dimulai, desa ini menjadi lebih ramai, dan banyak wisatawan datang ke sini. Setiap rumah dibersihkan, dan anak-anak tahu cara membuang sampah pada tempatnya. Pengunjung tidak hanya memuji kami, tetapi kami juga semakin mencintai desa ini.” Sambil berbincang, ia dan penduduk desa menyapu jalan-jalan di sekitar desa, sementara Cu A Thanh Cong, siswa kelas 8, dengan hati-hati memunguti nilon dan botol, lalu membuangnya ke tempat sampah, memisahkan dedaunan. Tindakan kecil ini menunjukkan bahwa pariwisata di sini tidak hanya mengubah pola pikir ekonomi , tetapi juga menabur benih kesadaran baru bagi generasi muda.

Bapak Nguyen Thanh Tung, seorang turis dari Hai Phong, berkata: “Pertama kali saya datang ke Desa Lao Chai 1, saya melihat pemandangan yang indah, pemandangan yang luas, dan lingkungan yang sangat bersih. Yang paling mengesankan saya adalah orang-orangnya sangat antusias dan ramah.” Bapak Chang A Chia, turis lainnya, berbagi: “Saya sudah beberapa kali ke sini, tempat ini sangat istimewa, barang-barang kebutuhan sehari-hari juga sangat indah. Selama perjalanan, saya melihat banyak keluarga menghias biola dua senar dan seruling Mong dengan sangat indah, jadi saya membeli satu sebagai oleh-oleh.”

Setiap tahun, desa ini menyambut ribuan wisatawan domestik dan mancanegara untuk menginap di rumah singgah, menikmati hidangan tradisional, menghadiri festival musim semi, melempar pao, bermain bulu tangkis, menari panpipe... Festival "Huong sac ban Mong" menjadi puncak acara dengan kontes menumbuk kue beras, bermain panpipe, mendengarkan cerita keluarga dari para tetua desa, dan tawa riang bak sebuah festival.

Bapak Cu A Sinh, pemilik homestay, berkata: "Saya membuka lebih banyak kamar dan menambahkan hidangan tradisional. Desa ini juga membuat jalur pijat kaki agar para tamu dapat berjalan-jalan dan kembali untuk makan malam, yang sangat menarik." Berkat pariwisata, kehidupan penduduk desa telah banyak berubah. Meskipun pendapatan dari pariwisata bukanlah sumber pendapatan utama, pariwisata telah berkontribusi pada peningkatan pendapatan rata-rata penduduk desa menjadi 38 juta VND/orang/tahun seperti sekarang, sesuatu yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bapak Cu A Do, sambil berjualan air, berkata: "Pariwisata membantu desa mengembangkan ekonomi dan kesadaran akan perlindungan lingkungan. Ketika keinginan Partai sejalan dengan keinginan rakyat, hal-hal baik akan datang."

Pariwisata di sini juga menghadapi banyak tantangan seperti jarak yang jauh ke pusat, promosi yang terbatas, produk yang spontan, serta keterbatasan keterampilan dan bahasa asing masyarakat. Namun, Bapak Cu A Do berpendapat: "Masalahnya adalah perubahan kesadaran. Dengan arahan, tekad, pengetahuan tentang cara melakukannya, dan terutama solidaritas seluruh desa dengan pemerintah daerah, sesulit apa pun, hal itu dapat dilakukan."

Artikel dan foto: TRAN TUAN

Sumber: https://nhandan.vn/thay-doi-tu-duy-lam-du-lich-o-lao-chai-post912803.html