Dunia telah menghadapi bulan ke-13 berturut-turut dengan cuaca panas yang bersejarah, dan musim panas ini diperkirakan akan menjadi salah satu yang terpanas dalam sejarah.
Menurut penilaian awal oleh Layanan Pemantauan Perubahan Iklim Copernicus (C3S) Uni Eropa, suhu global rata-rata pada Agustus 2024 diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi.
Meskipun badan tersebut belum merilis angka spesifik untuk suhu rata-rata global pada bulan Agustus tahun ini, data awal menunjukkan bahwa angka ini akan lebih tinggi daripada suhu rata-rata 16,82 derajat Celcius yang tercatat pada Agustus 2023.
Gelombang panas telah melanda banyak bagian dunia, termasuk AS, Meksiko, Eropa, Timur Tengah, dan Asia Selatan. Panas ekstrem ini telah menyebabkan lebih dari seribu kematian, memicu keadaan darurat kesehatan, dan memaksa penutupan sekolah. Menurut lembaga meteorologi lainnya, negara-negara seperti Australia, Jepang, beberapa provinsi di Tiongkok, dan kepulauan Svalbard, yang terletak di antara daratan Norwegia dan Lingkaran Arktik, semuanya mencatat suhu tertinggi sepanjang masa pada bulan Agustus. Sejak awal Agustus, C3S memperingatkan bahwa tahun 2024 kemungkinan akan menjadi tahun terpanas yang memecahkan rekor, melampaui rekor panas yang ditetapkan pada tahun 2023.

Menurut C3S, suhu rata-rata pada bulan Juli 2024 adalah 1,48 derajat Celcius lebih tinggi daripada perkiraan suhu rata-rata bulan Juli pada tahun-tahun pra-industri (1850-1900).
Para ilmuwan memperingatkan bahwa penyebab utama suhu tinggi yang terjadi saat ini berasal dari perubahan iklim, yang sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia seperti produksi industri yang menghasilkan gas rumah kaca. Akibatnya, dunia akan menyaksikan peristiwa cuaca ekstrem yang terjadi dengan intensitas dan frekuensi yang semakin meningkat.
HUY QUOC
[iklan_2]
Sumber: https://www.sggp.org.vn/the-gioi-trai-qua-thang-8-nang-nong-ky-luc-post757095.html










Komentar (0)